"Saya percaya membuat film adalah sebuah keahlian dan menceritakan merupakan sebuah keahlian jadi Anda harus memahami serta menguasainya seperti sebuah keahlian," ujar Lisa di Nusa Dua, Bali pada Rabu (7/11).
Dia mengaku butuh waktu tiga tahun untuk memahami keahlian membuat film dan bahwa proses editing lebih dari sekedar mengedit, namun juga bagaimana Anda menceritakan film itu secara keseluruhan.
"Jangan terburu-buru, temukan dulu cerita atau kisah yang hendak Anda filmkan lalu alokasikan waktu terbaik Anda untuk membuat film tersebut dan ketika selesai Anda baru mengerjakan setengah dari prosesnya," kata Lisa.
Menurutnya, setengah proses produksi lainnya dalam film dokumenter yang harus dilakukan oleh seorang sineas adalah berupaya menayangkan film yang telah dibuat tersebut.
"Saya menghadiri beragam konferensi, mengisi abstrak ilmiah mengenai film yang saya buat, kemudian berupaya menayangkannya di sekolah-sekolah dan acara konferensi," tutur Lisa.
Dia optimis meski tips-tips itu terlihat berat namun bisa dilakukan oleh semua orang walaupun memakan proses yang cukup lama.
"Saya menguasai keahlian saya dan membuat saya membutuhkan waktu yang begitu lama untuk menguasainya," kata Lisa dalam gelaran World Conference on Creative Economy.
Lisa Russell merupakan sineas Amerika Serikat yang selama lebih dari 15 tahun menggarap sejumlah film dokumenter, seperti "Youth Zones" yang mengangkat kisah generasi muda yang hidup di kawasan konflik atau pasca-bencana alam, kemudian "Its About People" pada tahun 2014 dan yang terbaru "Heroines of Health tahun 2017.
Salah satu karyanya yakni "Bi-Racial Hair", film dokumenter pendek mengenai pandangan satir terhadap ketegangan rasial di kalangan generasi muda keturunan Afrika-Amerika, berhasil membawa pulang trofi Emmy Awards untuk kategori Outstanding Advanced Media Interactivity pada tahun 2009.
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018