“Tutu”, karya seni dari seniman modern terkemuka Nigeria, Ben Enwonwu, dilukis pada 1974. Lukisan ini dipamerkan di acata seni di Lagos pada tahun berikutnya, tapi keberadaannya tidak diketahui, sampai ditemukan di London bagian utara.
Pemilik - yang ingin tetap anonim - telah memanggil Giles Peppiatt, pakar seni modern dan kontemporer Afrika di rumah lelang London Bonhams, untuk mengidentifikasi lukisan mereka. Dia mengenali potret Enwonwu.“Saya menemukannya saat melakukan penaksiran harga secara rutin untuk mencari karya seni Ben Enwonwu,” kata Giles Peppiatt, direktur seni kontemporer Afrika di Bonhams seperti dikutip kantor berita Reuters. “Saya tidak tahu apa yang akan saya temukan. Ternyata yang saya lihat adalah lukisan luar biasa. Kami sama sekali tidak menyangka ‘Tutu’ ada di sana.
Masih jadi misteri bagaimana caranya lukisan itu bisa muncul di sana, ujar Peppiatt.
“Semua anggota keluarga yang memilikinya tahu bahwa itu adalah milik ayah mereka, yang punya bisnis di Nigeria. Dia pergi ke sana dan mendapatkan lukisan itu pada akhir atau pertengahan 70-an.”
Keluarga itu menjual lukisan tersebut yang dilelang 1,2 juta pounds pada Februari yang didapatkan pembeli anonim. Lukisan itu jadi karya seni modern Nigeria bernilai tertinggi yang dijual di lelang.
“Tutu” dipinjamkan ke pameran Art X Lagos, digelar dari Jumat hingga Minggu, oleh Access Bank, kata penyelenggara dalam pernyataan.
“‘Tutu’ disebut sebagai ‘Mona Lisa’ Afrika karena pernah hilang dan muncul kembali, dan ini kali pertama karya seniman modern Nigeria terjual lebih dari sejuta pounds,” kata Tokini Peterside, pendiri pameran seni tersebut.Mona Lisa yang asli, karya seni Leonardo da Vinci, dicuri dari Louvre pada 1911. Sang pencuri, Vincenzo Peruggia, membawanya ke Italia, di mana lukisan itu ditemukan dan pada 1914 dikembalikan ke Louvre.
Lukisan Nigeria itu adalah potret Adetutu Ademiluyi, cucu dari pemimpin grup etnik Yoruba. Itu adalah simbol rekonsiliasi nasional setelah Perang Biafran 1967-1970.
Penerjemah: Nanien Yuniar
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018