• Beranda
  • Berita
  • Mendikbud : Jangan Sampai SMK Hasilkan Lulusan "Kodian"

Mendikbud : Jangan Sampai SMK Hasilkan Lulusan "Kodian"

8 November 2018 20:27 WIB
Mendikbud : Jangan Sampai SMK Hasilkan Lulusan "Kodian"
Peningkatan Mutu Lulusan SMK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy (kedua tengah) melihat siswa saat melakukan pembubutan menggunakan mesin bubut di SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten, Jawa Tengah, Rabu (10/9/2016). Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy berencana akan memberikan bantuan dana pinjaman transportasi untuk magang ke Jepang bagi siswa yang mengalami kendala kesulitan dana, guna meningkatkan lulusan siswa kejuruan yang siap bersaing menjadi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). (ANTARA FOTO/ Aloysius Jarot Nugroho)

Jangan sampai SMK hanya menghasilkan lulusan "kodian"

Jakarta, (ANTARA News) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan jangan sampai Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menghasilkan lulusan "kodian" atau dengan kata lain tidak memiliki keahlian sehingga tidak terserap pasar tenaga kerja.
   
"Jangan sampai SMK hanya menghasilkan lulusan "kodian", tetapi harus menghasilkan lulusan yang mempunyai keahlian dan terserap pasar tenaga kerja," ujar Muhadjir dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis.
    
Muhadjir menjelaskan idealnya ada rencana induk kebutuhan sumber daya manusia (SDM) yang ada di Tanah Air sehingga bisa diketahui kebutuhan akan lulusan apa yang dibutuhkan beberapa tahun mendatang.
    
Hingga saat ini, lanjut dia, belum ada rencana induk kebutuhan SDM tersebut. Menurut dia, jika ada maka hal itu akan bagus sekali untuk memetakan kebutuhan SDM Indonesia dalam jangka beberapa tahun mendatang.
    
Kemdikbud baru memetakan sebanyak 149 keahlian yang dimiliki oleh SMK. Meski demikian, sejumlah daerah sudah melakukan pemetaan kebutuhan tenaga kerja.
   
"Kemarin saya berbicara dengan kepala dinas Jawa Timur, dia memaparkan mengenai kebutuhan tenaga kerja di Jawa Timur beberapa tahun ke depan. Saya kira, kalau semua daerah melakukan hal itu, maka akan lebih baik," imbuh dia.
   
Pemerhati pendidikan, Indra Charismiadji mengatakan idealnya ada rencana induk kebutuhan SDM yang ada di Tanah Air. Sehingga bisa diketahui kebutuhan SDM sehingga SMK bisa mempersiapkan tenaga kerja itu.
   
"Misalnya di Bali, bisa diketahui berapa kebutuhan tenaga kerja untuk sektor pariwisata lima tahun ke depan. Kita bisa persiapkan dari sekarang, jadi nantinya yang mengisi pasar tenaga kerja itu adalah orang Bali, bukan dari daerah lain," jelas Indra.

Baca juga: Mendikbud : revitalisasi akan kurangi pengangguran SMK
Baca juga: SMK Batam juara kompetisi keahlian internasional

Pewarta: Indriani
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2018