"Kami terus optimalkan desain teknologi LRT Jabodebek. Ini juga pengembangan dari LRT yang telah beroperasi di Palembang," katanya dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Jumat.
Pihaknya siap mendorong industri dalam negeri yakni PT Industri Kereta Api atau PT Inka, memiliki kesiapan teknologi dan mampu menjawab tantangan nasional untuk memproduksi kereta, sesuai kebutuhan nasional.
Utamanya, lanjutnya, mengejar penerapan teknologi persinyalan atau signalling, seperti kereta tanpa masinis di negara maju.
"Kami siap untuk mendorong aspek TKDN (Tingkat Kandungan Dalam Negeri) LRT Jabodebek, sesuai arahan Presiden. Ke depan kami juga kembangkan teknologi signalling, agar LRT bisa jalan otomatis, atau dipandu dari jauh," ujarnya.
Hal tersebut dilakukan BPPT dengan berbagai program, di antaranya program inovasi dan alih teknologi.
Selain itu, BPPT juga menerapkan program peningkatan kapasitas agar daya saing industri perkeretaapian Indonesia meningkat.
"Kami ingin Inka bisa produksi LRT dengan TKDN yang tinggi, agar Indonesia bisa bikin sendiri seluruh komponennya," lanjutnya.
Dia mengatakan memang PT Inka telah memiliki fasilitas yang mumpuni untuk produksi kereta api, baik dari segi kapasitas maupun kualitas.
Hal itu, katanya, ditunjang BPPT yang juga memiliki fasilitas uji, perangkat lunak dan sumber daya manusia yang mumpuni untuk meningkatkan daya saing perusahaan tersebut.
"Beberapa fasilitas BPPT telah siap untuk mendorong produksi kereta untuk LRT karya anak bangsa. Semoga hal ini menjadi momentum dalam peningkatan kemandirian bangsa dalam hal industri kereta api," katanya.
Baca juga: PT Inka segera produksi LRT Jabodebek tanpa masinis
Baca juga: Kapal BPPT temukan indikasi sinyal "black box"
Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018