"Kalau terpapar dalam jumlah banyak bisa menyebabkan kematian," ujar ahli kimia farmasi dari Badan Narkotika Nasional (BNN) Kombes Pol. Drs. Mufti Djusnir, MSi, Apt, kepada Antara melalui sambungan telepon, Jumat.
Menurut dia, setidaknya organ-organ tubuh semisal ginjal dan liver akan terkena "getahnya" chlorine. Fungsi organ ini rusak perlahan-lahan. Jika sudah rusak, fungsinya tak bisa normal kembali.
Lebih lanjut, para peminum rebusan pembalut mungkin merasa fly. Padahal yang terjadi mereka mengalami pusing karena keracunan chlorine.
"Chlorine memang tergolong antiseptik, antimikroba tetapi berisiko. Kalau sampai diminum bahaya. Saat penyerapan oleh tubuh, kalau memang dia zatnya beracun, biasanya ada reaksi tubuh yang spontan. Tubuh punya semacam alarm, kalau ada yang aneh-aneh, tubuh akan mengeluarkan," papar Mufti.
"Begitu dia pakai, itu sugesti dia sudah nge-fly. Padahal bisa jadi itu keracunan," sambung dia.
Baca juga: Ini kandungan dalam pembalut yang diduga bikin nge-fly
BNN menemukan, praktik meminum rebusan pembalut sudah ada sejak dua tahun silam. Namun, mereka baru menangkap tangan para pelaku belakangan ini. Kasus remaja mabuk rebusan pembalut terjadi di beberapa wilayah tanah air, yakni di Jawa Tengah, Jawa Barat dan DKI Jakarta. Perilaku ini para remaja anggap sebagai alternatif untuk 'nge-fly'
"Masalah penyalahguna menggunakan pembalut itu kami BNN baru menangkap tangan. Beberapa waktu lalu sudah ada informasi penyalahgunaannya, sekitar dua tahun lalu," kata Mufti.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2018