1.000 petani Banten ikut BPJS Ketenagakerjaan

9 November 2018 23:39 WIB
1.000 petani Banten ikut BPJS Ketenagakerjaan
Petani memanen padi di Kampung Gading, Kasemen, Serang, Banten, Selasa (31/7/2018). (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)

Kami memiliki sekitar 7.000 kelompok tani, tiap kelompok rata-rata anggotanya 10 petani, berarti ada sekitar 70.000 petani, belum termasuk buruh tani lepas yang tidak memiliki lahan sawah.

Serang (ANTARA News) - Seribu petani di Banten menyatakan ikut program jaminan sosial yang diselenggarakan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan.

"Dikoordinir oleh Kelompok Tani dan Nelayan Andalan (KTNA), maka 1.000 petani tersebut bersedia menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan," kata Kepala BPJS Ketenagakerjaan Cabang Serang Muallif di Serang, Jumat.

Usai menyerahkan secara simbolis kartu kepesertaan di sela-sela acara Parade Ekonomi Nusantara 2018, Muallif mengatakan petani di Banten merupakan sasaran potensi untuk meningkatkan jumlah peserta.

Ia mengatakan dari sisi kepesertaan, jumlah petani dan buruh tani di Banten yang ikut masih kecil, sehingga merupakan potensi besar yang perlu dikejar.

Upaya untuk merangkul pekerja yang bergerak di bidang pertanian agar menjadi peserta, menurut Muallif, suatu hal yang tidak mudah, mengingat mereka belum memahami manfaat menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan, sehingga perlu acap mengabarkannya.

Oleh sebab itulah, kata Muallif, langkah yang tepat dilakukan adalah mengumpulkan para pengurus KTNA se wilayah Banten, dengan memberikan arahan tentang perlunya menjadi peserta BPJS, yang kemudian ia sampaikan kepada anggotanya.

Muallif mengatakan tujuan BPJS Ketenagakerjaan merangkul para petani di Banten tidak hanya sekadar untuk menjadi peserta, tetapi lebih jauh dari itu adalah memberdayakannya dan mencarikan solusi bila mereka mendapatkan permasalahan dalam pekerjaannya, bahkan membantu mencarikan pembiayaan bila mereka kekurangan modal.

Sementara itu, Ketua KTNA Banten Mad Saleh mengatakan sangat mendukung program BPJS Ketenagakerjaan karena sangat membantu petani bila mengalami kecelakaan dalam bekerja saat menggarap sawahnya.

Ia berjanji akan menyosialisasikan program BPJS Ketenagakerjaan itu kepada para petani melalui pengurus KTNA di tingkat kabupaten dan kota, dengan harapan semua petani bisa menjadi anggota.

"Kami memiliki sekitar 7.000 kelompok tani, tiap kelompok rata-rata anggotanya 10 petani, berarti ada sekitar 70.000 petani, belum termasuk buruh tani lepas yang tidak memiliki lahan sawah (penggarap). Potensi besar bila semuanya diikutsertakan," kata Mad Saleh seraya menambahkan pihak BPJS Ketenagakerjaan harus bersedia menyediakan waktu untuk mengadakan sosialisasi untuk pengurus KTNA kabupaten dan kota.

Disinggung tentang cara pembayaran iuran yang dibebankan kepada petani sebesar Rp16.800 tiap bulannya, Muallif mengatakan akan melibatkan KTNA setempat untuk menagihnya, dan diatur proses pembayaran apakah tiap bulan atau beberapa bulan baru dipungut, mengingat petani mengandalkan uang dari hasil sawah.

"Pembayaran bisa satu bulan, atau dua bulan sekali, atau enam bulan sekali, tergantung kesepakatan yang dibuat, karena petani baru bisa membayar jika telah panen," kata Muallif.

Muallif berharap pada tahun 2019 bisa menambah jumlah petani yang ikutserta program BPJS Ketenagakerjaan.*


Baca juga: Pekerja rugi jika didaftarkan hanya sebagian upahnya

Baca juga: Sijuki-Kuper, layanan jemput klaim dari BPJS Ketenagakerjaan


 
 

Pewarta: Ridwan Chaidir
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018