Populasi Jalak Bali berkembang pesat

10 November 2018 00:03 WIB
Populasi Jalak Bali berkembang pesat
Sepasang burung Curik Bali (leucopsar rothschildi) atau Jalak Bali ditempatkan di kandang untuk menarik kembali burung Curik Bali lainnya ke hutan di tempat pelepasan Curik Bali, Taman Nasional Bali Barat, Bali, Rabu (10/8/2016). (ANTARA /Rosa Panggabean)

Bersama semua pihak, kami akan terus melakukan konservasi agar jumlah Jalak Bali terus meningkat, serta yang lebih penting lagi tidak sampai punah karena ini merupakan satwa khas Pulau Bali.

Negara, Bal (ANTARA News) - Populasi Jalak Bali yang merupakan satwa langka dan dilindungi di Taman Nasional Bali Barat, Kabupaten Jembrana, Bali, berkembang pesat lewat berbagai upaya pelestarian.

"Jangkauan populasi Jalak Bali semakin luas, bahkan beberapa kali terlihat di pemukiman warga Kelurahan Gilimanuk," kata Kepala Taman Nasional Bali Barat Agus Ngurah Krisna Kepakisan di Negara, Jembrana, Jumat.

Dari pendataan yang dilakukannya, Jalak Bali yang hidup di alam liar saat ini mencapai 141 ekor, yang menyebar di berbagai lokasi Taman Nasional Bali Barat, khususnya di wilayah Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya.

Menurutnya, dengan terlihatnya burung tersebut di wilayah yang dihuni manusia, menunjukkan satwa ini sudah mulai terbiasa dengan habitat saat ini, sehingga tidak hanya berkeliaran di dalam hutan saja.

Konservasi atau pelestarian yang mulai menampakkan hasil ini, katanya, juga berkat partisipasi masyarakat penyanding Taman Nasional Bali Barat yang turut menjaga satwa dilindungi tersebut.

Ia mengungkapkan, salah satu lokasi yang sering didatangi burung Jalak Bali adalah Pantai Karangsewu Gilimanuk, sehingga pihaknya bersama masyarakat sekitar, Forum Kerukunan Umat Beragama serta murid sekolah, mulai menata kawasan tersebut sebagai objek wisata alami.

"Bersama-sama kami menanam pohon seperti hari ini, agar Jalak Bali nyaman di lokasi tersebut. Apabila dijaga, akan menjadi objek wisata yang unik, karena tidak hanya pemandangan pantai teluk tapi pengunjung juga bisa melihat jalak bali di alam liar," katanya.

Sementara itu, Bendesa atau Ketua Adat Gilimanuk Ketut Galung mendukung upaya pelestarian flora dan fauna di wilayah tersebut, termasuk pengembangan Pantai Karangsewu sebagai objek wisata.

Menurutnya, dalam agama, manusia diajarkan untuk menjaga hubungan manusia dengan manusia, maupun manusia dengan alam.

Pengasuh Pondok Pesantren Al-Masyur Ahmad Sodikin, yang santri serta murid madrasahnya ikut dalam penanaman pohon itu mengatakan sejak dini santri maupun murid-muridnya diajak untuk menjaga lingkungan, apalagi lembaganya berdekatan dengan Taman Nasional Bali Barat.

Krisna Kepakisan mengatakan, dengan jumlah 141 ekor, populasi Jalak Bali di alam liar saat ini mendekati jumlah pada tahun 1981 yaitu 154 ekor.

"Bersama semua pihak, kami akan terus melakukan konservasi agar jumlah Jalak Bali terus meningkat, serta yang lebih penting lagi tidak sampai punah karena ini merupakan satwa khas Pulau Bali," katanya.*


Baca juga: BKSDA Yogyakarta dorong masyarakat giatkan penangkaran


 

 

Pewarta: Naufal Fikri Yusuf dan Gembong Ismadi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018