• Beranda
  • Berita
  • Wapres: jangan sampai masjid kampus dimasuki paham radikal

Wapres: jangan sampai masjid kampus dimasuki paham radikal

10 November 2018 12:14 WIB
Wapres: jangan sampai masjid kampus dimasuki paham radikal
Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan sambutan di acara Asosiasi Masjid Kampus Indonesia (AMKI) di Gedung D Kemenristekdikti Jakarta, Sabtu (10/11/2018). (Fransiska Ninditya)

Harapannya, Islam Indonesia itu moderat, wasathiyah, jangan pula masjid kampus dimasuki paham-paham yang radikal

Jakarta, (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengimbau kepada warga akademik untuk menjaga lingkungan masjid kampus dari penyebaran paham radikal, kata Wapres saat menghadiri acara Asosiasi Masjid Kampus Indonesia (AMKI) di Gedung D Kemenristekdikti Jakarta, Sabtu.

"Harapannya, Islam Indonesia itu moderat, wasathiyah, jangan pula masjid kampus dimasuki paham-paham yang radikal. Kalau fanatik silakan, tapi itu berbeda antara fanatik dan radikal," kata Wapres JK di Jakarta, Sabtu.

Wapres mengatakan mahasiswa atau tenaga pendidik di lingkungan kampus boleh saja bersikap fanatis, selama paham yang dianut tersebut tidak berbelok menjadi radikal dan menyebar di kampus.

"Fanatik itu ya 'saya ingin beribadah, saya ingin menjalankan syariah begini'. Tapi kalau radikal, dia keluar daripada garis wasathiyah, keluar dari garis tengah, dan malah kadang-kadang lebih merusak apabila kita radikal," jelasnya.

Oleh karena itu, Wapres JK selaku Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) tersebut mengingatkan agar pengurus masjid kampus saling mengingatkan dan waspada apabila ditemukan bibit radikal di lingkungan kampus, karena hal itu tidak sejalan dengan Islam moderat di Indonesia.

"Mau berjenggot silakan, mau (bercelana) pendek kakinya silakan, tidak ada soal, selama pahamnya tidak radikal untuk kepentingan yang salah. Jadi itu harus dijaga juga, sehingga tidak menimbulkan masalah-masalah," ujarnya. 

Baca juga: Wapres minta Menkominfo tangkal penyebaran radikalisme di Internet
Baca juga: Wapres : Indonesia alami gejala radikalisme global

 

Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2018