Pensosbud KBRI Seoul, Purno Widodo kepada Antara London, Minggu mengatakan drama tari itu diadaptasi dari legenda cerita rakyat Dewi Kandita, seorang putri Kerajaan Pajajaran Sunda.
Seorang penonton bernama Aldias menyampaikan kesannya usai pertunjukan Forgiveness, Revenge at Its Best. "Pertunjukan ini mengingatkan kita bahwa memaafkan itu merupakan hal terbaik. Semoga kegiatan semacam ini bisa terus dilakukan," ujarnya.
Pergelaran tersebut digambarkan dengan sangat apik melalui tarian dan musik tradisional dari berbagai daerah di Indonesia.
Drama tari tersebut merupakan bagian dari program Knock Knock Indonesia, acara tahunan yang diadakan Mahasiswa Indonesia di Kyungsung University untuk memperkenalkan Indonesia.
Setiap tahunnya "Knock knock Indonesia" selalu berhasil memukau warga Korea ataupun warga asing di Busan, bahkan menjadi salah satu acara tahunan yang dinanti-nantikan warga Busan dan sekitarnya, kata Purno.
Dekan External Affairs Kyungsung University, Dr. Taioun Kim, menyampaikan terima kasih atas dukungan dari berbagai pihak termasuk KBRI Seoul, Indonesian Trade and Promotion Center (ITPC) Busan, dan Busan Foundation for International Cooperation, sehingga Knock Knock Indonesia 2018 dapat terlaksana dengan lancar.
General Director Knock Knock Indonesia 2018, Flavia Chiquita, menyampaikan bahwa tahun ini adalah penyelenggaraan yang keenam kalinya.
"Pertunjukkan kali ini sangat berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, karena kami ingin memperkenalkan aspek yang berbeda dari warisan budaya Indonesia yaitu legenda Laut Selatan Jawa, " ujarnya.
Wakil Kepala Perwakilan RI untuk Korsel, Siti Sofia Sudarma, mengapresiasi dan bangga dengan apa yang dilakukan mahasiswa Indonesia di Kyungsung ini.
"Mereka tidak saja memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia, tetapi juga mewujudkan rasa cinta tanah air dan persatuan mereka melalui pertunjukan yang dikemas secara profesional ini," ujarnya.
Acara tahunan bernama "Knock Knock Idonesia" yang digelar sepanjang 90 menit tersebut merupakan pentas terbesar mahasiswa asing di universitas Kyungsung sejak tahun 2012 yang didukung Universitas Kyungsung di Busan serta KBRI Seoul.
Kisah yang dicuplik dari legenda tanah Pasundan ini digarap oleh 85 mahasiswa Indonesia anggota asosiasi. Selama lebih dari enam bulan mereka berlatih rutin di sela-sela kegiatan belajar.
Baca juga: Kemenpar gelar promosi wisata golf di Korea
Baca juga: Panel penjurian kompetisi tarian K-Pop pertama di Indonesia
Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018