• Beranda
  • Berita
  • Serangan Israel bunuh tujuh warga Gaza, perwira Hamas

Serangan Israel bunuh tujuh warga Gaza, perwira Hamas

12 November 2018 12:05 WIB
Serangan Israel bunuh tujuh warga Gaza, perwira Hamas
(REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa)
Gaza, Palestina (Antara/Reuters) - Israel membunuh tujuh warga Palestina di Jalur Gaza pada Ahad dalam serangan-serangan udara dan serangan rahasia yang Hamas katakan menyasar salah satu panglimanya dan militer Israel mengatakan seorang perwiranya tewas.

Penyusupan dan serangan-serangan udara Israel tersebut mengundang serangan roket dari wilayah yang dikuasai Hamas, dengan sirine berbunyi di kawasan komunitas-komunitas Israel di sepanjang perbatasan. Militer Israel menyatakan pihaknya mencegat dua misil yang ditembakkan dari Gaza. Sejauh ini belum ada laporan segera mengenai korban luka-luka atau kerusakan di pihak Israel.

Kekerasan itu menyebabkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mempersingkat lawatan ke Paris, tempat dia dan para pemimpin dunia menghadiri peringatan berakhirnya Perang Dunia Satu.

Hamas mengatakan insiden itu mulai terjadi ketika penyerang yang menggunakan mobil melepaskan tembakan ke arah sekelompok pria bersenjata, menewaskan salah seorang panglimanya. Pria-pria bersenjata Hamas melakukan pengejaran sementara mobil yang bergerak cepat itu menuju perbatasan dengan Israel, kata Hamas dalam pernyataan.

Selama pengejaran itu, jet-jet tempur Israel menembak lebih 40 peluru kendali di kawasan tersebut, kata para saksimata.

Para pejabat Hamas dan medis mengatakan sedikitnya tujuh orang tewas, empat di antara mereka adalah militan, termasuk panglima Hamas Nour Baraka. Belum jelas apakah mereka yang tewas termasuk pria-pria bersenjata.

Militer Israel mengatakan dalam pernyataan bahwa,"Selama aktivitas operasional Pasukan Khusus IDF (Pasukan Pertahanan Israel) di Jalur Gaza, terjadi baku tembak."

Dikatakan, satu orang perwira tewas dan orang kedua luka-luka.

Israel yang kembali mengambil kebijakan menyasar para panglima Hamas - taktik yang sudah lama ditinggalkan - dapat menaikkan ketegangan di sepanjang perbatasan.

(Uu.SYS/B/M016)

Pewarta: Antara/Reuters
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2018