Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan pihaknya merasa bangga dan memberikan apresiasi kepada para Sineas Muda Indonesia yang dengan caranya dan penuh rasa percaya diri menampilkan berbagai film pendek dengan nuansa lokal penuh warna keIndonesiaan, namun dikemas menarik hingga menembus kualifikasi global.Mereka 'open mind' dan memiliki rasa percaya diri yang besar
“Selamat buat Bung Aditya Ahmad atas penghargaan tertinggi program kompetisi Orizzonti di Festival Film Venesia 2018. Bayangkan, Sdr. Aditya mampu menyisihkan pesaing terberat dari 12 negara seperti Belanda dan Swiss. Capaian Sineas Muda ini sangat membanggakan kita semua, dan menjadi bagian dari Kado Hari Pahlawan karena membawa nama harum bangsa," kata Hasto di Jakarta, Senin.
Hasto mengungkapkan bahwa film pendek dengan judul “Kado” tersebut tidak hanya memukau pemirsa di festival film tertua di dunia tersebut.
“Penghargaan tertinggi tersebut sebagai energi pembebas atas energi negatif yang sering kali melanda bangsa kita berupa perasaan kerdil, rendah diri, atau minder. Karena itulah secara psikologis, penghargaan tersebut menjadi 'milestone' rasa percaya diri dan hadirnya semangat berprestasi yang selalu digaungkan oleh Presiden Jokowi,” katanya.
Dia juga mengatakan apa yang dilakukan Aditya Ahmad melengkapi sederet prestasi dari Sineas Muda Indonesia lainnya yang terlebih dahulu telah menembus festival film bergensi di dunia, seperti Bayu Prihantoro dengan karyanya On the Origin of Fear; Wregas Bhanuteja dengan karyanya Prenjak dan Kamila Andini dengan karya Sendiri Diana Sendiri.
Selain itu, Yosep Anggo Noen dengan karyanya Ballad of Bloods and Two White Buckets dan begitu banyak sineas muda lainnya yang telah berhasil membebaskan diri dari berbagai belenggu psikologis dan mampu menghasilkan karya yang bertitik tolak dari kebudayaan dan karekter keIndonesiaan kita.
Berbagai capaian prestasi tersebut menggambarkan bahwa di tengah berbagai kepungan konservatisme, ternyata muncul dialektika kebudayaan yang berakar dari jati diri budaya nusantara.
“Daya imajinasi mereka yang bertumpu pada kebudayaan Indonesia namun mampu disajikan dengan kualitas dunia inilah sebagai contoh kongkrit, prestasi generasi muda bangsa. Mereka 'open mind' dan memiliki rasa percaya diri yang besar. Kreativitas dan kualitas karya mereka mampu menenggelamkan watak 'politisi gendruwo' yang mewabah akhir-akhir ini," katanya.
Baca juga: LKAS 2017 membentuk sineas muda
Baca juga: Deretan karya sineas muda Asia Tenggara di Festival Film Tokyo
Pewarta: Joko Susilo
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2018