• Beranda
  • Berita
  • JD.com gunakan big data di supermarket pintar 7Fresh

JD.com gunakan big data di supermarket pintar 7Fresh

12 November 2018 22:40 WIB
JD.com gunakan big data di supermarket pintar 7Fresh
Toko 7Fresh yang merupakan salah satu konsep toko offline JD.com (ANTARA News/Ida Nurcahyani)
Beijing, China (ANTARA News) - 7Fresh adalah supermarket pintar milik salah satu e-commerce terbesar di China, JD.com.

Salah satunya ada di Beijing, China. Konsepnya adalah menggabungkan pengalaman belanja online dan offline yang konon sudah tak ada batasannya lagi.

Seluruh barang yang dijual di supermarket, utamanya produk segar seperti buah dan sayur,  diberi semacam barcode yang bisa dipindai untuk mengetahui sejumlah informasi produk tersebut.
Salah satu produk dipindai di 7Fresh. (ANTARA News/Ida Nurcahyani)


Misalnya satu bungkus buah cherry, hanya dengan dipindai barcode-nya, maka informasi lengkap seperti prosentase kadar gula, kapan buah mulai ditanam, negara asal buah itu diimpor, total berat buah dalam satu kemasan dan bahkan review jumlah orang yang menyukai produk itu pun akan terpampang di layar LED yang dipasang di atas tempat produk dipajang.

Dengan melihat seluruh informasi tersebut maka pembeli akan lebih terbantu untuk memutuskan barang yang akan dibelinya, apalagi mereka bisa mencicipi dulu setiap produk segar yang dijual di sana.
Papan LED berisi informasi produk yang dijual di 7Fresh. (ANTARA News/Ida Nurcahyani)

"Kita juga menggunakan sumber big data untuk membangun potret komplit konsumen yang mereka target dan menawarkan produk berdasarkan pilihannya tersebut," Li Qiang, wakil manajer supermarket di Beijing, Senin.

Hal pintar lainnya adalah 7Fresh menggunakan layar elektronik semacam Kindle mini untuk memajang harga produk sehingga bisa segera diperbarui jika ada perubahan harga.
Papan harga di supermarket pintar 7Fresh, Beijing, China yang menggunakan layar mirip tablet. (ANTARA News/Ida Nurcahyani)


Meski sudah serba canggih, pegawai manusia masih terlihat banyak lalu-lalang di supermarket. Mereka bekerja mengecek kualitas barang, merapikan barang, mengatur ulang susunan barang, membersihkan display dan ada beberapa yang terlihat membawa kantong-kantong berisi belanjaan ke dalam ruangan sebesar lemari baju.

Kantong-kantong itu lalu dikaitkan ke sebuah rel berjalan untuk dibawa ke hub pengiriman barang.

"Itu adalah barang-barang yang dipesan konsumen lewat aplikasi, jadi begitu konsumen pesan via aplikasi kami langsung proses dan kirim. Gratis ongkos kirim selama masih di radius tiga kilo meter," kata Qiang sambil menunjuk kantong-kantong yang lalu lalang di rel di langit-langit toko.

Qiang mengatakan 40 persen pembelanjaan dilakukan secara online, ditargetkan nantinya lebih dari 50 persen orang akan pesan lewat online.

"Target itu sudah tercapai saat 11.11 kemarin sih, tapi kami terus berupaya supaya target orang belanja lewataplikasi bisa lebih dari 50 persen tercapai. Strateginya antara lain dengan memberi tiga kupon dengan total 80 yuan (Rp169.000) bagi pengguna aplikasi baru dan kode promosi bagi pengguna lama yang mengajak temannya belanja di 7Fresh pakai aplikasi," kata Qiang.
Aplikasi 7Fresh (ANTARA News/Ida Nurcahyani)


Dalam sehari, supermarket seluas 4.000 meter persegi itu bisa dikunjungi hingga 6.000 orang per harinya. Jumlah pengnjung yang belanja langsung tanpa pakai aplikasi bertambah saat akhir pekan karena mereka ingin merasakan pengalaman belanja di supermarket pintar secara langsung.

Supermarket yang dibuka Desember tahun lalu itu menjual setidaknya 100 jenis buah segar yang diimpordari 10 negara dan 120 jenis sayuran.

"Harga sayur dan buah di sini memang lebih mahal ketimbang di pasar tradisional, tapi kalau belanja di sini akan menghemat banyak waktu dan tenaga karena tak perlu mencuci dan menyiapkan makanannya, kita sudah melakukan itu untuk pembeli," kata Qiang.

Menurut Qiang, yang paling banyak diserbu pembeli adalah bagian seafood yang menjual ikan-ikan segar karena pembeli bisa langsung menikmati ikan pilihannya setelah dimasak oleh koki 7Fresh. Setiap ikan yang dimasak di 7Fresh akan dikenai biaya tambahan tergantung jenisnya.

Misalnya untuk lobster bisa dikenai biaya tambahan sebesar 20 yuan atau sekira Rp42.000.

Pembeli bisa membayar dengan tunai melalui satu kasir khusus, sedangkan  seluruh kasir sisanya adalah kasir otomatis di mana pembeli bisa langsung memindai barang belanjaannya dan membayar menggunakan aplikasi.
Pembeli memindai barang belanjaan di kasir otomatis 7Fresh (ANTARA News/Ida Nurcahyani)


Saat ini ada dua 7Fresh di Beijing, satu di Tianjin dan satu di Langfang. Akhir tahun ini, 7Fresh akan hadir di Xi'an dan Chengdu. Tahun depan, di Beijing akan tambah tiga unit supermarket Fresh.

JD.com menargetkan akan ada setidaknya 1.000 supermarket pintar dalam tiga hingga lima tahun ke depan di seluruh China, khususnya di daerah tier pertama dan kedua.

"Kami belum terpikir untuk ekspansi di luar China untuk saat ini," kata Qiang.

JD.com bukanlah satu-satunya e-commerce China yang melebarkan sayapnya ke pasarretail offline.

Tencent punya Le Marche, supermarket pintar di Shanghai yang merupakan kerja sama Tencent dengan raksasa retail Prancis; Carrefour. Sementara Alibaba punya Hema smart supermarket.

 

 

Oleh Ida Nurcahyani
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2018