Clara mengatakan jika dirinya sama sekali tidak menyangka bisa menjadi pemenang kontes kecantikan tersebut. Saat pembacaan lima besar saja, ia juga terpaku saat namanya disebut.
"Ini sesuatu yang sangat luar biasa. Waktu dipanggil di lima besar saja, saya diam tidak bisa gerak, saya syok," kata Clara dalam jumpa pers kunjungan Miss International 2018 di Jakarta, Senin.
"Waktu nama saya dibacakan sebagai pemenang, saya ngerasa mundur terus semuanya langsung gelap. Yang saya ingat cuma saya kayak dibangunkan. Kemudian ketika saya membuka mata, semua mengucapkan selamat, selamat apa? Sampai saat ini saya masih tidak menyangka, seperti mimpi," lanjutnya.
Gadis asal Paraguay ini, mengungkapkan jika dirinya dibesarkan dengan didikan yang keras dari sang ayah. Sebelumnya, sang ayah malah tidak setuju jika ia menjadi model.
"Saya tumbuh besar di antara empat saudara laki-laki. Itu yang membuat saya menjadi kuat, saya bermain bola dan juga berkelahi. Ayah saya mendidik saya dengan keras. Dia tidak ingin saya menjadi model, makanya saya sekolah chef. Tapi saya membuktikan kalau saya mampu melakukan ini dengan baik dan sekarang dia bangga dengan saya," jelasnya.
Kunjungannya ke Indonesia merupakan tugas pertamanya setelah mendapat gelar sebagai Miss Grand International 2018. Ia mengaku takjub melihat keramahan orang Indonesia.
"Orang-orang di sini ramah, mereka selalu tersenyum, ramah sekali. Saya akan mencoba beberapa makanan yang ada di sini. Ada makanan di sini yang namanya pastel mirip dengan makanan di negara saya," terang Clara.
Menurut gadis berusia 24 tahun ini, Indonesia adalah negara yang sangat indah. Jika memiliki banyak waktu, ia ingin bisa menjejalahi semua tempat di sini.
Baca juga: Indonesia negara pertama yang dikunjungi Miss Grand International 2018
Baca juga: Kontestan Asia saingan terbesar Nadia Purwoko di Miss Internasional 2018
Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2018