"Dalam pesta demokrasi pemilihan pemimpin itu kan yang memilih rakyat bukan pohon-pohon, sehingga kami menjaga basis massa dengan hal yang positif, bukannya dengan memasang gambar-gambar yang tidak sesuai dengan pesan-pesan politik yang dibawa oleh Pak Jokowi dan PDI Perjuangan," kata Hasto Kristiyanto kepada pers, di Media Center Cemara, Jalan Cemara, Menteng, Jakarta, Rabu.
Menurut Hasto Kristiyanto, PDI Perjuangan maupun Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf masih mencari tahu siapa yang memasang poster bergambar Pak Jokowi itu. DPP PDI Perjuangan, kata dia, juga menugaskan DPD PDI Perjuanan Jawa Tengah untuk mencari tahu siapa yang memasang poster itu. "Kalau kami sudah tahu siapa yang memasangnya akan kami laporkan ke Bawaslu," katanya.
Hasto menegaskan, pemasangan poster bergambar Presiden Jokowi Raja Jawa itu adalah upaya untuk memojokkan dan merusak nama PDI Perjuangan. Pemasangan poster-poster itu, kata dia, bukan gaya PDI Perjuangan. "Gaya PDI Perjuangan adalah berpolitik dengan jujur, sportif, dan membangun peradaban. PDI Perjuangan menunjunjung tinggi etika, estetika, dan dengan strategi komunikasi politik yang baik," katanya.
Kalau PDI Perjuangan, kata dia, dapat dilihat dari penampilan seragamnya saja kreatif dan bukan menampilkan sesuatu yang feodalistik. "Itu yang kami pastikan. Maka kemarin kami berikan penjelasan resmi bahwa pemasangan poster itu bukan dari PDI Perjuangan," katanya.
Dari hasil survei internal maupun lembaga survei, menurut dia, elektabilitas PDI Perjuangan di Jawa Tengah mencapai 46 persen, sehingga ada pihak-pihak yang berupaya memojokkan PDI Perjuangan untuk merusak citranya. "Meskipun PDI Perjuangan dicoba untuk diserang, tapi kami tetap solid dan makin solid. Ketika dari pihak lain ada yang menyatakan ingin merebut kandang banteng di Jawa Tengah, justru kami semakin semangat untuk bersatu," katanya.
Pewarta: Riza Harahap
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018