Apabila air di waduk mulai meluap dikarenakan sampah yang menumpuk dan hujan lebat, maka pompa air akan segera dipergunakan untuk menyedot air waduk. Hal tersebut sebagai salah satu langkah untuk menghindari resiko banjir.
“Kalo sampah sih disaring di sini (pintu air), ada juga yang diangkut pakai kapal pengangkut sampah Berky. Di sini ada delapan titik pengangkutan sampah, tiap titik ada tiga sampai enam orang petugas ,” kata Sahrul, petugas UPK Badan Air Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta, Rabu.
“Kalau masalah air nanti kan disedot sama pompa air. Pompa sih rutin dinyalain, dari pagi siang sama malam, atau ngelihat ketinggian air. Petugas waduk sini juga kerja 24 jam, kerjanya dibagi shift,” tambahnya.
Sejak dilakukan penyedotan ketika air mulai naik dan pembersihan sampah yang dilakukan secara rutin, Waduk Pluit tidak pernah lagi mengalami banjir sejak tahun 2014 lalu.
“Kan disedot terus kalau hujan, pompanya kan ada sepuluh, jalan semua. Kalo sampah yang di pinggir itu nanti diambil sama mobil kecamatan, dibawa ke Bantar Gebang,” ujar salah satu petugas kebersihan Waduk Pluit, Rusmadi.
“Semenjak ditanganin kayak gini empat tahun belakangan enggak pernah banjir, kalau dulu tiap tahun banjir. Mau hujan kayak apa juga enggak pernah banjir,” ia menambahkan.
Hal senada disampaikan oleh salah satu warga Penjaringan Jakarta Utara, di sekitar kawasan Waduk Pluit. Dengan adanya petugas Waduk Pluit yang siaga untuk menangani masalah air dan sampah, sedikit mengurangi kekhawatiran warga sekitar akan terjadinya banjir
“Semenjak dibersihin itu sudah enggak pernah banjir lagi, dulu mah tiap tahun pasti banjir. Kalau hujan gede juga airnya enggak sampai naik,” ucap Slamet, salah satu warga di sekitar Waduk Pluit.
“Kalau sekarang Insha Allah sudah aman, sudah enggak pernah kena banjir lagi daerah sini mah,” katanya.
Baca juga: Pemkot Jakut pastikan Waduk Pluit siap terima limpahan air Ciliwung
Pembersihan sampah
Pembersihan sampah dilakukan di Waduk Pluit, tepatnya di saringan sampah waduk tersebut supaya dapat berfungsi dengan baik memasuki musim hujan.
Menurut pekerja UPK Badan Air Jakarta Utara, Coki, sampah akan menumpuk di Waduk Pluit setelah terjadi hujan.
“Aliran yang menuju ke Waduk Pluit banyak, seperti yang dari Pasar Ikan," ujar Coki.
Salah satu warga, Slamet, mengatakan Waduk Pluit yang kini sudah dikelola dengan baik membuat banjir jadi berkurang.
“Sangat berpengaruh, dengan berkurangnya banjir dan bisa berfungsi sebagai penampungan air,” ujar pedagang buah tersebut.
Slamet mengatakan, itensitas banjir yang ada di kawasan waduk sudah berkurang.
“Yang semula dalam satu tahun bisa dua sampai tiga kali banjir, sekarang sudah tidak banjir lagi kurang lebihnya sejak tahun 2007,” katanya.
Sampah di Waduk Pluit sempat meningkat hingga sekitar 200 meter kubik saat memasuki musim hujan di bulan November, seperti diungkapkan petugas unit pengelola kegiatan (UPK) Badan Air Jakarta Utara, Fahri, saat ditemui di lokasi, Rabu.
Menurut Fahri, normalnya sampah di waduk tersebut sekitar 140 meter kubik.
“Musim hujan gini kalau banyak sampai 200 meter kubik, dari setiap titiknya, nanti di kumpulin di sini,” kata Fahri.
Fahri mengatakan, jumlah sampah tersebut masih lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya yang bisa mencapai kurang lebih 250 meter kubik sampah.
“Ya Alhamdullilah sih masih lebih sedikit, dibanding tahun kemarin,” tambah Fahri.
Penulis Yoga Satrianto/Waaritsu/Agus Widodo*
(pewarta magang LPJA-BPJS Ketenagakerjaan)
Pewarta: Antara
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2018