"Dalam pertemuan KTT Ke-20 ASEAN-Korea Selatan secara khusus Presiden Joko Widodo mengusulkan untuk mengundang pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dalam peringatan 30 tahun kerja sama ASEAN dan Korea Selatan, apabila perkembangan positif terus berjalan dengan baik," ujar Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi di sela-sela KTT ASEAN ke-33 di Singapura, Kamis.
Usulan Presiden Joko Widodo disambut baik oleh beberapa pemimpin negara-negara anggota ASEAN serta Korea Selatan.
"Tidak ada salahnya saat peringatan 30 tahun kerja sama ASEAN dan Korea Selatan, kita bisa mengundang Korea Utara untuk hadir," ujar Retno.
Kehadiran Korea Utara dalam pertemuan tersebut menunjukkan semakin kuatnya komitmen perdamaian di kawasan Semenanjung Korea.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyampaikan dukungan bagi perdamaian Korea Selatan dan Korea Utara saat KTT Ke-20 ASEAN-Korea Selatan di Singapura.
"Di tengah banyak ketidakpastian, muncul beberapa harapan. Antara lain harapan akan terwujudnya Semenanjung Korea yang aman dan stabil. Harapan baru tersebut tidak akan terjadi jika tidak terdapat tekad kuat Presiden Moon untuk mengupayakan perdamaian," ujar Joko Widodo dalam pertemuan KTT Ke-20 ASEAN-Korea Selatan di Singapura, Rabu (14/11).
Menurut Presiden, Indonesia menyambut baik perkembangan proses perdamaian di Semenanjung Korea dan hal itu sangat diapresiasi oleh dunia.
Indonesia adalah negara yang bersahabat baik dengan dua Korea, yakni Korea Selatan dan Korea Utara sejak puluhan tahun lalu.
"Indonesia mendukung sepenuhnya proses perdamaian ini. Pesan dukungan ini telah disampaikan secara konsisten antara lain pada saat pertemuan saya dengan PM Korea Selatan dan Utusan Khusus Korea Utara menjelang pembukaan Asian Games 18 Agustus lalu," ujar Presiden.
Kendati demikian, kata Presiden, upaya perdamaian masih membutuhkan waktu hingga tercipta perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea.
Indonesia akan tetap berkomitmen untuk mendukung dan turut andil dalam upaya perdamaian di Semenanjung Korea.
Dalam Pertemuan Puncak Korea Utara-Korea Selatan di Pyongyang pada 18-20 September, Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in menandatangani deklarasi bersama (Deklarasi Pyongyang).
Deklarasi Pyongyang memuat sejumlah kesepakatan penghentian latihan militer yang ditujukan bagi satu sama lain di sepanjang Garis Demarkasi Militer, pengajuan tuan rumah Olimpiade Musim Panas 2023 bersama, pembukaan jalur kereta api dan jalan, penormalan operasional Kompleks Industri Kaesong dan proyek pariwisata Kumgang.
Baca juga: ASEAN diminta tingkatkan kerja sama penanggulangan bencana
Baca juga: Presiden Jokowi-Wapres AS Mike Pence bahas kerja sama perdagangan
Baca juga: Indonesia-Rusia bahas kerja sama ekonomi
Pewarta: Azis Kurmala
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2018