"Kendalanya ada pada kewenangan Balai Ciliwung Cisadane," ujar Holi ketika dihubungi Antara di Jakarta, Kamis.
Holi mengungkapkan pihaknya telah berusaha mengirimkan surat permintaan normalisasi Kali Ciliwung kepada BBWS Ciliwung Cisadane, namun tidak diindahkan.
Sudin Tata Air Jaksel menilai inti permasalahan banjir ada pada kondisi kali, maka dari itu pihaknya berusaha melakukan pencegahan dengan menormalisasi kali-kali kecil wilayah Jaksel berdasarkan kewenangan yang dimiliki.
"Normalisasi kali-kali kecil pasti ada pengaruhnya, kalau Pemkot Jaksel tidak bisa menginisiasi begitu saja untuk menangani Kali Ciliwung karena terkendala anggaran," tambahnya.
Disinggung mengenai pemukiman warga di tepi kali, Holi mengatakan jika ada pembongkaran maka wewenang pihaknya hanya ada pada merapikan tali-tali air dan saluran air.
Sudin Tata Air Jaksel mengatakan dalam tiga hari terakhir cuaca di sekitar Jaksel cerah dan tidak ada banjir besar, namun petugas tetap disiagakan karena musim penghujan akan berlangsung dari November 2018-Februari 2019.
"Hari-hari biasa (ketika tidak musim penghujan) kita membangun atau memperbaiki infrastuktur untuk mengantisipasi banjir," ujar Holi.
Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta menyebutkan sejumlah wilayah di Jakarta Timur dan Jakarta Selatan mengalami banjir akibat luapan Kali Ciliwung.
BPBD DKI mengabarkan melalui kanal media sosial resmi mereka bahwa di Jakarta Selatan, tepatnya di Kelurahan Pejaten Timur Kecamatan Pasar Minggu, terendam air setinggi 30 sentimeter pada pukul 02.00 WIB pada hari Senin (12/11).
Banjir tersebut masih disebabkan luapan Kali Ciliwung, dan sudah surut sekitar pukul 04.00 WIB di hari yang sama.
Pewarta: Tessa Qurrata Aini
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018