"Dengan membawa Kartu Nikah, masyarakat akan dimudahkan dalam mengakses layanan KUA di seluruh Indonesia, seperti layanan legalisasi dokumen surat keterangan lainnya yang diperlukan," kata Direktur Bina KUA dan Keluarga Sakinah, Mohsen, di Jakarta, Kamis.
Dia mencontohkan pasangan yang menikah di Papua bisa mengakses layanan di Jakarta atau daerah lainnya untuk urusan layanan keagamaan. Menurut dia, Kartu Nikah merupakan inovasi Kemenag dalam merespon permintaan masyarakat akan kebutuhan Identitas Pernikahan yang praktis mudah dibawa saat bepergiaan dengan suami/ istri tanpa perlu membawa buku nikah.
Kartu Nikah, kata dia, dapat digunakan sebagai data pendukung yang akurat untuk memenuhi persyaratan dalam urusan perbankan atau lainnya tanpa melampirkan buku nikah ataupun legalisasi buku nikah. Sebab, data nikah yang terekam pada kartu itu dijamin keasliannya.
Selain itu, kartu tersebut menekan kasus pemalsuan buku nikah yang marak terjadi. Kartu Nikah dilengkapi kode QR yang terhubung dengan aplikasi Sistem Informasi Manajemen Nikah Berbasis Website (Simkah Web). "Kartu bisa digunakan sebagai bukti nikah saat pasangan suami istri akan menginap di hotel syariah," kata dia.
Mohsen mengatakan Simkah Web menyediakan modul layanan yang bisa diakses publik secara daring seperti untuk pendaftaran nikah lewat laman yang tersedia. Di dalamnya juga ada survey kepuasan masyarakat terhadap layanan KUA.
Basis data Kartu Nikah, kata dia, telah diintegrasikan dengan data berbasis E-KTP Ditjen Kependudukan dan Catatan Sipil.*
Baca juga: Ini kata Wapres JK alasan penerbitan Kartu Nikah
Baca juga: Kartu nikah bukan pengganti buku nikah
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018