Dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Kamis, Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Mulyono R Prabowo menjelaskan kondisi cuaca tersebut didasarkan oleh analisis dinamika atmosfer dimana menguatnya massa udara dari Asia dan Australia mempengaruhi pembentukan daerah tekanan rendah dan pola-pola sirkulasi di sekitar wilayah Indonesia.
Selain itu, aliran massa udara basah dari Samudra Pasifik dan Samudera Hindia yang masuk ke wilayah Sumatera, Jawa hingga Kalimantan, Sulawesi Utara, dan Maluku Utara turut mendukung pertumbuhan awan hujan.
Kondisi ini dapat menyebabkan terjadinya potensi hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang di sekitar wilayah Indonesia dalam periode tiga hari ke depan yaitu 15-19 November 2018.
Sejumlah daerah yang berpotensi hujan lebat antara lain Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung.
Kondisi serupa juga terjadi di Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Maluku Utara, Papua Barat dan Papua.
Sedangkan potensi gelombang laut dengan tinggi 2,5 meter hingga 4 meter diperkirakan terjadi di Perairan Enggano-Bengkulu, Perairan Barat Lampung, Samudera Hindia Barat Lampung, Selat Sunda bagian selatan, Perairan Selatan Jawa.
Lebih lanjut, Prabowo mengimbau kepada masyarakat agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, puting beliung, angin kencang, pohon tumbang dan jalan licin.*
Baca juga: Masyarakat diimbau mewaspadai banjir dan longsor
Baca juga: Masyarakat diminta waspada adanya peningkatan curah hujan
Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018