ASEAN diharapkan adopsi Indo-Pasifik pada 2019

16 November 2018 10:44 WIB
ASEAN diharapkan adopsi Indo-Pasifik pada 2019
Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN, Kementerian Luar Negeri, Jose Tavares. (Dokumentasi Kemlu RI)
Singapura (ANTARA News) - Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri RI, Jose Antonio Morato Tavares, mengharapkan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara itu mengadopsi konsep Indo-Pasifik pada 2019.

"Konsep yang saat ini dikembangkan Indonesia bersama ASEAN mendapat tanggapan positif dari kepala negara atau pemerintahan yang hadir. Karena itu diharapkan pada 2019, akan ada "ASEAN's Indo-Pacific" saat pernyataan bersama para kepala negara Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara pada KTT ASEAN ke-34 di Thailand," ujar Jose Antonio Morato Tavares di Singapura, Jumat.

Ia mengatakan Indo-Pasifik itu sebuah konsep yang diinisiasi Indonesia yang mengedepankan "soft approach".

Indo-Pasifik menguatkan kerja sama antara negara peserta Konferensi Tingkat Tinggi (Asia Timur) serta mitra lain di Samudera Hindia.

"Tidak ada nada keberatan terkait Indo-Pasifik dari para kepala negara yang hadir dalam KTT ke-13 Asia Timur," ujar dia.

Ia mengungkapkan konsep Indo-Pasifik yang disampaikan Presiden Joko Widodo dalam KTT ke-13 Asia Timur berbeda dengan konsep Indo-Pasifik Amerika Serikat maupun Jepang. 

"Konsep Indo-Pasifik yang disampaikan Presiden berbeda dengan konsep Indo-Pasifik Amerika Serikat (AS). Kita berbicara 'soft power' dan 'people to people'. Sementara AS berbicara 'military power'. Konsep Indo-Pasifik Jepang itu bagaimana membantu negara-negara kawasan terkait infrastruktur," kata dia.

Dengan demikian, lanjut dia, konsep Indo-Pasifik Indonesia dapat menjadi jembatan bagi negara-negara lain.

Sebelumnya Presiden Joko Widodo fokus menyampaikan konsep Indo-Pasifik secara komprehensif dan lengkap dalam KTT ke-13 Asia Timur yang di Suntec Convention Centre, Singapura, Kamis (15/11).

"Pada pertemuan EAS tahun 2014. Indonesia menyampaikan visi Poros Maritim Dunia yang menekankan arti penting peningkatan kerja sama maritim baik di Samudera Pasifik dan Samudera Hindia," ujar Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi dalam konferensi pers di Hotel Conrad, Singapura, Kamis.

Dalam pandangan Presiden Jokowi, pengembangan kerja sama Indo-Pasifik penting menekankan pada beberapa prinsip, antara lain, kerja sama. 

"Saya ulangi kerja sama, bukan rivalitas, inklusifitas, tranparansi dan keterbukaan," ucap Presiden Jokowi. 

Prinsip lainnya adalah penghormatan terhadap hukum internasional. 

"Pengembangan kerja sama Indo-Pasifik ini tidak memerlukan pembentukan sebuah institusi baru," kata Presiden Jokowi.

Pengembangan kerja sama Indo-Pasifik dilakukan melalui penebalan kerja sama antara negara peserta EAS dan ke depan, penting untuk meningkatkan kerja sama dengan mitra lain di Samudera Hindia.

Sementara itu, kerja sama Indo-Pasifik dapat difokuskan pada tiga bidang yaitu kerja sama maritim termasuk dalam menanggulangi kejahatan di laut, kerja sama konektivitas untuk memacu pertumbuhan ekonomi dan kerja sama mewujudkan pembangunan berkelanjutan untuk pencapaian target SDGs secara inklusif.

Baca juga: Indonesia sampaikan Indo-Pasifik di KTT Asia Timur
Baca juga: Indonesia dorong ASEAN jaga sentralitas dengan konsep Indo-Pasifik

  

Pewarta: Azis Kurmala
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2018