Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Ketenagakerjaan membuat Creative Room untuk mendukung perkembangan industri animasi di tanah air di Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja Bekasi (BBPLK) Bekasi.....Creative Room ini salah satu target saya sebagai Menaker untuk bisa upgrade ke jurusan Teknologi Informasi di Bekasi yang fokus animasi dan games."
Menurut Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri keberadaan Creative Room merupakan salah satu bentuk fasilitasi pemerintah untuk pengembangan digital skills bagi anak-anak muda yang bertalenta di bidang animasi dan games.
"Tren ke depan, animasi dan games menjadi salah satu bisnis atau industri yang terus berkembang. Karena itu penyiapan tenaga skills di bidang animasi sangat penting. Terlebih konten animasi masih dikuasai produk luar negeri," kata Hanif melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis.
Melalui fasilitas pelatihan yang tersedia di creative room tersebut, Hanif Dhakiri berkeinginan anak-anak muda bisa berkreasi dengan memberikan konten-konten ke-Indonesiaan dalam film-film animasi.
"Ini (Creative Room) salah satu mimpi besar saya karena saya ingin ada terobosan-terobosan baru dalam meningkatkan pelatihan vokasi. Creative Room ini salah satu target saya sebagai Menaker untuk bisa upgrade ke jurusan Teknologi Informasi di Bekasi yang fokus animasi dan games, " kata dia.
Untuk memenuhi kebutuhan industri animasi Kemnaker mengadakan pelatihan Movie Animator antara lain 3D Modelling, 3D Animate, 3D Rigging, Editing & VFX, Storyboarding, Character Design, dan Teaching Factory.
“Pelatihan tersebut diharapkan dapat meningkatkan kemampuan animator dan dapat terserap ke industri dengan bekerja di studio-studio maupun perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam bidang animasi,“ kata dia,
Hanif Dhakiri menyambut positif studio creative room yang selesai dalam 1 tahun, telah memproduksi film kartun secara mandiri yakni “NANO Millenial Force" .
Untuk meningkatkan kualitas produksi film, Hanif Dhakiri memberikan target Dirjen Binalattas dan BBPLK bisa bekerja sama dengan dua industri/dunia usaha di bidang terkait seperti Pixar dan Disney.
"Kalau bisa kerja sama dengan dua perusahaan itu, saya yakin standart dan kualitas dari digital skills anak-anak muda yang belajar di BBPLK akan berstandar internasional. Jadi tak ada sia-sianya orang menghabiskan waktu untuk belajar di studio creative ini, " kata dia.
Terpenting saat ini kata Hanif Dhakiri, bagaimana melakukan massifikasi pengembangan kemampuan digital di kalangan anak-anak muda di tengah tingginya antusias anak-anak muda di bidang animasi.
"Kalau teknologi informasi secara keseluruhan ada 6000 alumni setahun. Animasi ya sekitar sepertiganya. Setahun bisa mencapai 2000 anak, itu sudah lumayan," kata dia
Hanif Dhakiri mendorong alumni pelatihan animasi di BBPLK bisa menduduki posisi level menengah ke atas. Karena itu peningkatan kejuruan menjadi sangat penting. Seperti di BLK Semarang kejuruan menjahit ditingkatkan dengan teknologi.
Begitu selesai pelatihan alumni BLK bukan menjadi operator di tingkat paling bawah tapi bisa menjadi asisten disainer.
"Sama seperti di animasi masuk industri bukan sekedar operator komputer biasa tapi sudah naik level," katanya.
Hanif menambahkan orientasi kedua adalah pengembangan kewirausahaan. "Jangan salah, sudah ada alumni pelatihan BLK yang sudah membangun bisnis animasi di Bekasi, " kata dia.
Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018