Ketua panitia Borobudur Maraton 2018, Budiman Tanuredjo, di Magelang, Sabtu, mengatakan dari 10.000 pelari yang berpartisipasi di ajang tersebut, 205 pelari dari luar negeri.
Ia menuturkan peserta dari luar negeri mengalami peningkatan dibanding Borobudur Maraton 2017 yang diikuti 27 negara dengan 178 pelari luar negeri.
"Perubahan juga terjadi pada kategori. Pada 2017, para pelari menumpuk di kategori 10 K hampir 70 persen, sekarang komposisi sudah terbalik, peserta sudah naik kelas, yang full maraton (42,195 KM) mencapai 46 persen, kemudian half marathon 39 persen dan 10 K sekitar 30 persen," katanya.
Dari sisi kepesertaan luar negeri, paling banyak dari Malaysia, kemudian Kenya, dan Singapura.
Peserta maraton tertua, yakni Judith Van Ginkel (85) warga Belanda, William Herman Vollmert (76) warga USA, serta tiga warga Indonesia yakni Masdjuki (75), Adji Baroto (75), dan Wisdarmanto (74).
Budiman juga menuturkan, yang membedakan pelaksanaan Borobudur Maraton 2018 dengan tahun 2017, tahun ini sebelum pelaksanaan Borobudur Maraton diselenggarakan Friendship Run, yakni kegiatan lari menempuh jarak 3,7 kilometer dengan rute di sekitar kawasan situs budaya Candi Pawon.
"Kami berharap melalui acara ini dapat memberikan dampak yang signifikan pada sektor pariwisata dan ekonomi di Magelang dan sekitarnya," katanya.
Ia mengatakan tahun ini Borobudur Marathn juga menambahkan "blue line" di sepanjang rute maraton. Sebagai maraton pertama di Indonesia yang menggunakan blue line, diharapkan dapat menunjukkan para pelari jalur tercepat dan paling efisien menuju ke garis finis.
Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2018