Dhaka, Bangladesh (ANTARA News) - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Dhaka mendorong para pengusaha dan investor Indonesia untuk memperluas usaha dan mulai berinvestasi di Bangladesh yang dinilai mempunyai potensi bisnis yang besar.Tantangan berbisnis di Bangladesh tentu juga tidak mudah, tetapi kalau pengusaha dan investor Indonesia tidak masuk sekarang, ya kesempatan itu akan diambil oleh pengusaha dari India, China, atau Malaysia.
"Selama beberapa tahun terakhir pertumbuhan ekonomi di Bangladesh sangat stabil. Tantangannya adalah membawa orang Indonesia untuk berbisnis ke sini," kata Duta Besar RI untuk Bangladesh Rina P. Soemarno di Dhaka, Selasa.
Menurut Dubes Rina, salah satu tantangan utama dalam mendorong bisnis dan investasi dari Indonesia untuk merambah ke Bangladesh adalah kurangnya pengetahuan orang Indonesia tentang Bangladesh dan sebaliknya.
Ia berpendapat bahwa permasalahan utamanya adalah banyak orang Indonesia yang banyak tidak kenal Bangladesh, padahal pertumbuhan ekonomi negara Asia Selatan tersebut mencapai sekitar 7,5 persen per tahun.
"Bahkan, pertumbuhan orang kaya di Bangladesh tertinggi di dunia, dengan peningkatan 17,8 persen mengalahkan China," ujarnya.
Dia menyebutkan bahwa ekonomi Bangladesh yang stabil memungkinkan para pengusaha di negara tersebut mengembangkan bisnisnya dengan lebih pesat. Bahkan, jumlah penduduk kelas atas di Bangladesh diprediksi akan mencapai 35 juta orang pada 2025.
Untuk itu, Dubes RI mendorong para pengusaha dan investor Indonesia untuk ikut berpartisipasi dan mengambil keuntungan dari pesatnya pertumbuhan ekonomi Bangladesh tersebut.
Pihak KBRI di Dhaka pun telah melakukan beberapa upaya untuk menarik minat pengusaha dan investor Indonesia untuk berbisnis di Bangladesh, salah satunya melalui seminar.
"Kami membuat seminar untuk memperkenalkan Bangladesh dan untuk menarik investor dan pengusaha Indonesia berbisnis ke Bangladesh. Di Kementerian Perdagangan, kami menyampaikan tentang peluang bisnis di Bangladesh," ucap Dubes Rina.
Selanjutnya, menurut dia, pemerintah Bangladesh pun telah berupaya menciptakan iklim bisnis yang membuat investor asing cukup mudah untuk berinvestasi di negara tersebut.
Salah satu kebijakan investasi di Bangladesh yang menarik untuk investor asing, antara lain kepemilikan asing sebesar 100 persen diperbolehkan pada sektor-sektor tertentu, investasi dalam pasar modal, dan perlindungan hak intelektual.
Selain itu, investasi dalam proyek infrastruktur, seperti sektor listrik, eksplorasi minyak mentah, gas dan mineral, telekomunikasi, pelabuhan, jalan raya sangat terbuka di Bangladesh.
"Tantangan berbisnis di Bangladesh tentu juga tidak mudah, tetapi kalau pengusaha dan investor Indonesia tidak masuk sekarang, ya kesempatan itu akan diambil oleh pengusaha dari India, China, atau Malaysia," ujar Dubes Rina.
Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2018