"Kami lihat dari kebutuhan. Kami mencoba mencari inovasi baru. Inovasi baru ini tidak hanya di (ponsel) premium," kata Head of IM Product Marketing Samsung ELectronics Indonesia, Denny Galant, saat peluncuran di Jakarta, Rabu.
Samsung menyasar segmen generasi milenial untuk ponsel ini, terutama mereka yang sudah mengalami peningkatan dalam karier sehingga harga Rp7.999.000 dianggap masuk akal untuk kelas tersebut.
Samsung memposisikan seri A sebagai jembatan menuju ponsel flagship seri S, menjanjikan harga yang lebih terjangkau, tapi, fitur-fitur di dalamnya nyaris mirip dengan ponsel segmen mewah mereka.
Riset Samsung, sebelum memutuskan membuat produk, menunujukkan konsumen mereka yang menggemari jalan-jalan menganggap fitur kamera merupakan yang paling penting dalam ponsel.
Konsumen tersebut memiliki selera yang berbeda-beda terhadap kamera, ada yang menginginkan kualitas dalam lensa telephoto, ada juga yang menyukai efek bokeh.
Kebutuhan tersebut sebetulnya bisa saja diakomodasi melalui perangkat lunak, namun, Samsung menilai akan ada perbedaan hasil maupun pengalaman jika menggunakan lensa betulan.
Samsung menyusun quadcamera di belakang secara vertikal, masing-masing berupa lensa utama, telephoto, ultra wide 120 derajat dan lensa kedalaman atau depth.
Samsung memasang sensor 24MP di kamera utama dengan bukaan f/1.7. Lensa lainnya di bagian belakang berupa telephoto 10MP, yang memiliki kemampuan 2x optical zoom untuk mengambil gambar dari jarak jauh.
Galaxy A9 juga memiliki lensa ultra wide 120 derajat sebesar 8MP yang dilengkapi AI Scene Recognition untuk mengidentifikasi subjek gambar dan menyesuaikan pengaturan foto yang terbaik.
Lensa depth 5MP dengan bukaan f/2.2 digunakan untuk memberikan efek bokeh pada foto dan memiliki fokus yang dapat diatur secara manual.
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018