Pemain asal Pantai Gading itu, yang terakhir bermain untuk klub AS Phoenix Rising, pernah dua periode bersama Chelsea, mencetak total 164 gol dari 381 pertandingan, dan menjadi ujung tombak saat kejayaan Chelsea di bawah kepemilikan Roman Abramovich.
Drogba, 40 tahun, memulai karir sepak bolanya di klub Prancis Le Mans tahun 1998, namun belum mendapat tempat di level atas sepak bola hingga ia berusia 23 tahun saat bergabung ke klub Guingamp tahun 2002.
Ia pindah ke Olympique de Marseille pada 2003 dan setahun kemudian direkrut Chelsea, dimana ia menjadi pemain penyerang utama dalam tim asuhan Jose Mourinho itu dan mengantar klub kota London itu meraih juara Liga Inggris yang pertama sejak 50 tahun.
Dalam periode delapan tahun pertama bersama Chelsea, Drogba merasakan tiga gelar juara Liga Inggris, empat trofi Piala FA dan dua Piala Liga.
Ia mengakhiri periode pertama bersama Chelsea itu dengan sangat mengesankan, dimana ia mencetak gol penentu kemenangan atas Bayern Munich di final Liga Champions 2012 saat adu penalti, serta membuat gol penyama kedudukan untuk memaksa perpanjangan waktu melawan klub Jerman itu.
Ia kemudian pindah ke China dan Turki sebelum kembali lagi ke Chelsea, dimana ia mengantar klub itu meraih trofi juara Liga Inggris keempat kalinya dan Piala Liga kedua kalinya. Ia meninggalkan Chelsea sebagai pencetak gol terbanyak klub itu sepanjang masa.
Drogba, yang tampil lebih dari 100 kali bersama tim nasional Pantai Gading dan menjadi pemain terbaik Afrika dua kali, mengakhiri karirnya di klub Phoenix Rising dimana ia sebagai pemain merangkap pemilik.
"Ini jalan terbaik untuk mengakiri karir, membantu pemain muda untuk berkembang," kata Drogba seperti dikutip BBC.
Reuters/T004
Baca juga: Drogba tuding metode Mourinho ketinggalan jaman
Baca juga: Didier Drogba pensiun tahun depan
Baca juga: Drogba ingin ikuti jejak Lampard ke Amerika Serikat
Pewarta: -
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2018