• Beranda
  • Berita
  • Mendes: Kapasitas pendamping desa perlu ditingkatkan

Mendes: Kapasitas pendamping desa perlu ditingkatkan

22 November 2018 16:24 WIB
Mendes: Kapasitas pendamping desa perlu ditingkatkan
Dokumentasi - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo (kanan) secara simbolis memberikan bantuan BUMDes kepada Bupati Demak M Natsir (kiri) saat Jelajah Desa 2018 di Demak, Jawa Tengah, Jumat (1/6/2018). (ANTARA FOTO/Aji Styawan)

Jakarta (ANTARA News) - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo mengatakan kapasitas pendamping desa harus terus ditingkatkan.
   
"Pendamping desa merupakan salah satu pilar yang sangat penting untuk pembangunan desa. Desa-desa perlu pendampingan dan kapasitasnya kita tingkatkan terus," kata Eko Putro Sandjojo dalam keterangan tertulis yang diterima Antara di Jakarta, Kamis.
    
Dana desa pada tahun depan lebih banyak dipakai untuk pemberdayaan masyarakat, karena peningkatan Sumber Daya Manusia sangat penting, dan pemberdayaan ekonomi desa.
   
Dengan adanya pendamping desa ini diharapkan bisa memunculkan potensi dan inovasi di desa-desa untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi di desa.
   
"Kita bisa mencontoh desa-desa yang BUMDes-nya sukses, sekarang sudah banyak BUMDes yang membayar pajaknya lebih besar dari dana desa yang diterima. Nah ini kita copy, kita tularkan melalui pendampingan pendamping-pendamping desa supaya disampaikan ke perangkat dan masyarakat desa binaannya masing-masing," jelas dia.
    
Pelatihan kepada pendamping desa ini terus dilakukan untuk meningkatkan kapasitas pendamping desa. Salah satunya untuk menggenjot program inovasi desa. Karena dengan inovasi desa, desa-desa lebih cepat maju. Contohnya, seperti di Desa Kutuh, Bali.
    
Desa itu awalnya budidaya rumput laut, dan membuat jalan ke pantai dan menjadi desa wisata dengai Pantai Pandawa-nya. Tahun lalu sekitar 1 juta wisatawan yang berkunjung dengan penghasilan desanya dari BUMDes/ Badan Usaha Milik Desa Adat (BUMDA) sebesar Rp 34 miliar, penghasilan bersih Rp14 miliar dan pajak Rp3 miliar, padahal dana desanya Rp800 juta.
   
"Dengan bursa inovasi desa, keberhasilan desa lain kita contoh. Kalian tinggal ambil saja dari media sosial, website kemendesa.go.id, atau inovasidesa.kemendes.go.id ada ribuan video contoh pemberdayaan ekonomi seperti desa-desa wisata. Saya yakin inovasi-inovasi ini akan membantu pertumbuhan ekonomi di desa-desa dan membantu pendamping desa jadi pengusaha-pengusaha di masa datang," paparnya memberi semangat dan optimisme.
   
Menteri Eko mendorong para pendamping desa untuk menjadi pengusaha-pengusaha di desa.

"Kalian tidak mungkin jadi orang kaya karena jadi pendamping desa. Tapi kalian bisa kaya karena pernah menjadi pendamping desa. Bagaimana caranya? Kalian para pendamping desa tahu potensi desa. Akan ada banyak peluang di desa. Saya berharap kalian lihat kesempatan di desa untuk peluang-peluang usaha di desa. Saat ini Kemendes  PDTT dengan World Bank sedang membangun bagaimana mendidik jiwa pengusaha pendamping desa," katanya.

Dia pun mengungkapkan bahwa pendamping desa bisa berkontribusi pada pengembangan ekonomi berupa BUMDes. Pemerintah membentuk PT Mitra BUMDes Nusantara bekerja sama dengan BUMDes membentuk PT Mitra BUMDes, yang nantinya akan salurkan pupuk, sembako dan sebagainya, kemudian ke warung-warung, desa-desa, bisa kerja sama juga dengan sejumlah perusahaan swasta.*


Baca juga: OJK resmikan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Center Maju Sejahtera Desa Wonorejo
 

Pewarta: Indriani
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018