Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian memfasilitasi perjanjian kerja sama terkait pemberian fasilitas kredit dan pengembangan budidaya singkong untuk industri dalam rangka kemitraan ekonomi umat di Sulawesi Selatan.Kemitraan budidaya singkong merupakan salah satu wujud nyata implementasi Program Kemitraan Ekonomi Umat dengan melibatkan beberapa Pondok Pesantren di Provinsi Sulawesi Selatan
"Kemitraan budidaya singkong merupakan salah satu wujud nyata implementasi Program Kemitraan Ekonomi Umat dengan melibatkan beberapa Pondok Pesantren di Provinsi Sulawesi Selatan," kata Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan, dan Daya Saing Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Rudy Salahuddin di Jakarta, Kamis.
Program kemitraan ekonomi umat yang pada tahap awal diproyeksikan seluas kurang lebih 500 hektar ini melibatkan enam pondok pesantren di Janeponto yaitu Al-Hikam, Baitullah, Madaniyah, DDI Nurul Aziz, Rahmatullah, dan Bahrul Ulum serta dua pondok pesantren di Maros yaitu Nurul Yakin dan Nurul Ikhwan.
Perjanjian kerja sama yang ditandatangani ini melibatkan tiga pihak yaitu Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat dengan Koperasi Mitra Santri Nasional (KMSN), serta PT. Nutrindo Bogarasa (Mayora Group).
Rudy menjelaskan, melalui kesepakatan tersebut, para petani akan memperoleh dukungan pembiayaan, pendampingan usaha, maupun akses pemasaran, serta penciptaan lapangan kerja bagi masyarakat di wilayah Sulawesi Selatan.
"Pemerintah melalui Kementerian Pertanian telah berkomitmen untuk mendukung penyediaan prasarana dan sarana produksi maupun alat mesin pertanian dalam rangka memenuhi kebutuhan bahan baku singkong kepada PT. Nutrindo Bogarasa," ujarnya.
Dalam kerja sama ini, PT. Nutrindo Bogarasa akan bertindak sebagai "offtaker" yang memberi kepastian beli dan kepastian harga kepada petani, sesuai dengan kualitas singkong yang dihasilkan oleh petani dengan standar yang ditetapkan oleh perseroan.
Sementara itu, Bank Sulselbar akan berperan memberikan dukungan pembiayaan, karena selama ini para petani mengharapkan adanya bantuan pendanaan berupa bunga yang rendah dan skema bayar saat masa panen tiba.
Koperasi Mitra Santri Nasional (KMSN) akan berperan sebagai operator lapangan serta memberikan pelatihan dan pendampingan kepada petani, santri sebagai supervisor dan PPL tenaga lapangan untuk mengatur jadwal tanam dan panen, penentuan bibit, pupuk dan teknik budidaya menghasilkan produksi yang maksimal.
Rudy mengharapkan kemitraan budidaya singkong di Sulawesi Selatan yang berbasis umat ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi kesejahteraan para petani, santri, dan masyarakat sekitar.
Ikut hadir dalam kesempatan ini antara lain para pejabat Kementerian Pertanian, Sekretaris Daerah Kabupaten Jebepoto Syarifudin Nurdin, Direktur Pemasaran dan Syariah Bank Sulselbar Rosmala Arifin, Direktur PT Nutrindo Bogarasa Markoanto Levana, dan Ketua KMSN Sholahuddin.
Baca juga: Program KUR terus dibenahi guna perluas akses pembiayaan UMKM
Pewarta: Satyagraha
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2018