• Beranda
  • Berita
  • Adik presiden Honduras ditangkap di AS terkait narkoba

Adik presiden Honduras ditangkap di AS terkait narkoba

24 November 2018 10:49 WIB
Adik presiden Honduras ditangkap di AS terkait narkoba
Bayangan seorang polisi terlihat saat ia berjaga di dekat kotak berisi jenazah seorang pria di Tegucigalpa, Honduras, Jumat (9/7). Kelompok jalanan yang saling bentrok serta kartel yang saling bersaing menyebabkan angka kejahatan dengan kekerasan di Honduras menaik tajam dalam beberapa tahun terakhir. Satu orang tewas dibunuh setiap 43 menit, menurut keterangan petugas kepolisian. Tulisan di kotak tersebut bertuliskan: "'Anjing' ini mati karena ia memeras uang, dan siapapun yang melakukannya kan mendapatkan nasib yang sama. Ada yang mau? Hahahahaha". (FOTO ANTARA/REUTERS/Edgard Gar)
Tegucigalpa (ANTARA News) - Adik Presiden Honduras Juan Orlando Hernandez pada Jumat (23/11) ditangkap di Amerika Serikat atas tuduhan penyelundupan obat-obatan terlarang, kata Pemerintah Honduras, Jumat.

Juan Antonio "Tony" Hernandez, 40 tahun, ditahan pihak berwenang AS di Miami, kata kantor kepresidenan dalam pernyataan.

Tony berprofesi sebagia pengacara dan pernah menjadi anggota parlemen dari partai berkuasa.

Ia adalah sosok terbaru dari sejumlah tokoh terkemuka Honduras, termasuk tiga anggota kongres, yang telah dikenai tuduhan di Amerika Serikat atas keterlibatan dengan penyelundupan narkoba.

"Ini adalah pukulan berat bagi keluarga," kata Presiden kepada para wartawan di kota tempatnya berasal, Gracias, di Honduras barat.

"Saya berharap sistem hukum (di sana) memberi ruang baginya untuk membela diri, dan sebagai keluarga, kami akan menjalankan apa yang bisa kami lakukan untuk mendukungnya."

Reuters belum dapat mengontak pengacara Tony. Sang adik presiden sebelumnya membantah tuduhan-tuduhan bahwa ia terkait dengan kartel penyelundup narkoba, Cachiros.

Seorang pemimpin komplotan Cachiros pada Maret 2017 memberikan kesaksian pada persidangan di New York bahwa Tony Hernandez telah menerima suap untuk membantu pencucian uang hasil penyelundupan narkoba.

Presiden Honduras, yang merupakan pengacara konservatif dan mulai menjabat sebagai presiden pada 2014, telah mengendalikan praktik pembunuhan dengan memberlakukan kebijakan keras terhadap kartel-kartel narkoba serta komplotan-komplotan jalanan.

Kebijakan tersebut mendapat dukungan dari Amerika Serikat namun menuai kecaman dari berbagai kelompok pembela hak asasi manusia.

Mantan Presiden Porfirio Lobo, yang memerintah Honduras antara 2010 dan 2014, juga telah dikait-kaitkan dengan kelompok kejahatan Cachiros dalam persidangan di Amerika Serikat. Lobo membantah tuduhan tersebut.

Tahun lalu di pengadilan AS, salah satu putra Lobo mengakui berkomplot untuk mengimpor kokaina ke Amerika Serikat. Ia dijatuhi hukuman penjara 24 tahun.

Baca juga: Dagang narkoba, anak mantan presiden Honduras ditangkap


Sumber: Reuters
Editor: Tia Mutiasari/Fardah Assegaf

Pewarta: Antara
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2018