Menurut Fahruddin, ada faktor teknis dan nonteknis yang mempengaruhi hadirnya pencapaian negatif tersebut.
"Salah satu faktor utamanya mungkin lebih ke teknis, yaitu persiapan yang singkat," ujar Fachruddin di Jakarta, Sabtu.
Pemain berusia 29 tahun tersebut membandingkan situasi saat ini dengan Piala AFF tahun 2016 di mana Indonesia sukses melaju sampai partai final.
Ketika itu, lanjut Fachruddin, persiapan timnas dilakukan dalam waktu yang lebih lama.
"Namun saya tidak mau menyalahkan siapapun. Saya pribadi harus lebih banyak belajar," tutur dia.
Meski dipastikan tersingkir dari Piala AFF 2018, Fachruddin memastikan timnas Indonesian akan berjuang sampai akhir dan bertekad mengalahkan Filipina di laga terakhir Grup B Piala AFF 2018 yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (25/11), mulai pukul 19.00 WIB.
Dia ingin timnas keluar dari SUGBK dengan kepala tegak.
"Kami mau mengakhiri turnamen dengan kepala tegak. Mohon doa dan dukungan dari suporter," kata Fachruddin.
Indonesia dipastikan tersingkir dari persaingan Piala AFF 2018 setelah tidak mampu lolos dari Grup B. Poin Indonesia tidak mencukupi untuk mengejar dua tim terbaik sebagai syarat lolos ke empat besar.
Pencapaian tak mampu beranjak dari fase grup tersebut mengulang catatan serupa pada Piala AFF tahun 2007, 2012 dan 2014.
Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2018