Acara reuni alumni Darmasiswa digelar di gedung KBRI London selama empat hari berturut-turut, sejak 15 hingga 18 November lalu, diprakarsai kantor Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud), KBRI London, dihadiri sekitar 200 alumni penerima beasiswa pemerintah Indonesia dari angkatan pertama tahun 1986 hingga tahun 2018, masing-masing unjuk kebolehan di bidang seni budaya.
Atdikbud KBRI London, E. Aminudin Aziz mengatakan para alumni penerima beasiswa Darmasiswa RI asal Inggris sangat antusias mengikuti acara yang bertajuk Dari alumni, oleh alumni, untuk alumni, Indonesia dan dunia.
Dengan tajuk itu, para alumni mengemas sendiri acaranya. Mereka mempersiapkan sajian pertunjukan yang terbaik yang bisa mereka berikan kepada hadirin, sangat jelas bahwa mereka telah berhasil mempelajari detil-detil kerumitan seni dan budaya Indonesia, ujarnya.
Acara reuni dihadiri Dubes RI di London Dr Rizal Sukma dan mantan Dubes Inggris di Indonesia yang jadi Ketua Perhimpunan Indonesia-Inggris Martin Hatfull diawali dengan penampilan gender wayang Bali dibawakan Nick Gray dan Paula Friar. Keduanya belajar gamelan Bali di ISI Denpasar tahun 1989-1991 dan 2011-2012.
Nick Gray yang kini menjadi dosen senior di SOAS dengan kompak menabuh bersama Paula Friar yang jauh lebih muda. Alunan yang bertajuk Segara Madu dan Sekar Ginotan tersaji dalam gaya Sukawati berhasil menarik perhatian penonton.
Layaknya mahaguru yang sedang mewariskan ilmunya kepada generasi agar ilmunya tidak hilang di tengah jalan. "Saya berharap, pemain muda bisa meneruskan jejak dalam mengokohkan keberadaan seni gamelan Bali khususnya, dan seni budaya Indonesia," harap Nick.
Sementara Simon Cook, alumni Darmasiswa angkatan 1989 belajar di STSI (kini ISBI Bandung) membawakan lagu klasik Pasundan dalam iringan kecapi sulingnya. Simon tampil bersama Barley Norton dan Ellen Jordan, keduanya belajar seni musik Sunda di ISBI ketika menerima beasiswa Darmasiswa.
Permainan mereka semakin memukau ketika ketiganya bergabung bersama kelompok seni Sunda Sekar Enggal yang diisi alumni lainnya, seperti Jade Flahive-Gilbert dan Aga Ujma yang mempelajari seni tradisi tua tarawangsa di Sumedang, Jawa Barat.
Sekar Enggal tampil dengan sajian klasik lagu-lagu degung Sunda dan karya kontemporer seperti Goyang Karawang, kajajaden, Pajajaran, dan Sekar Manis. Kelompok Southbank Gamelan Players beranggotakan mayoritas alumni Darmasiswa pimpinan John Pawson, alumni Darmasiswa tahun 1988/1989 dari ISI Surakarta menyajikan Gambyong Pareanom.
Andrea Rutkowski, gadis berdarah Jerman, tinggal di Inggris. alumni ISI Surakarta tahun 2016/2017, menampilkan kemahirannya sebagai penari dengan gemulai membawakan tarian layaknya putri Solo dengan iringan musik khas gamelan Solo.
Suasana meriah terasa ketika kelompok gamelan Bali Lila Cita pimpinan Andy Channing, alumni ISI Denpasar 1990, yang menambah keriuhan dengan sajian Jaya Parana karya komponis Bali I Nengah Sugita.
Sejumlah alumni berbagai angkatan yang menjadi pegiat tari tradisi Indonesia di Inggris ikut bergabung tampil menjadi bagian tarian ini. Sajian Tari Topeng Kelana Cirebon ini sebagai hasil workshops tari dan musik diberikan dua seniman residen asal Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung yang sedang berada di London, Juju Masunah dan Iwan Gunawan.
Sekalipun workshops hanya diberikan dalam waktu dua hari selama pelaksanaan reuni, para peserta tampil membawakan Tari Kelana Cirebonan. "Kesungguhan mereka belajar telah membuat mereka mudah menyesuaikan ritme belajar. Sekalipun durasinya pendek, mereka bisa berhasil," ujar Iwan dan Juju.
"Selain menampillan musik dan tari, alumni Darmasiswa juga menampilkan pertunjukan wayang selain wayang kulit juga wayang golek moderen karya Anna Ingleby, alumni ISBI Bandung tahun 1999.
Mengambil lakon The Lost Forest, Anna tampil dengan tokoh wayang Semar, Dawala dan tokoh pewayangan lainnya. Tampil dengan gayanya yang khas mengajak komunikasi dengan para penonton, Anna yang menguasai teknik permainan wayang golek yang dipelajarinya dari tokoh dalang wayang golek Asep Sunandar Sunarya dari Giri Harja 3, Bandung.
Diplomasi Kebudayaan
Dubes Dr Rizal Sukma menyampaikan penghargaan kepada para alumni penerima beasiswa Darmasiswa RI di Inggris Raya dan Irlandia yang selama ini sudah menjadi mitra kerja KBRI dalam pelaksanaan misi perwakilan RI di Inggris Raya dan Irlandia.
"KBRI pasti tidak mampu melaksanakan tugasnya untuk menjangkau semua lapisan masyarakat dengan segala keunikannya. Keberadaan alumni Darmasiswa sangat membantu, meringankan tugas, khususnya untuk diplomasi kebudayaan. Mereka menjadi duta-duta budaya Indonesia sesungguhnya, sebab mereka memang hidup dan tinggal menetap di negeri ini," ujar Dubes Rizal Sukma.
Sementara Ketua Perhimpunan Indonesia-Inggris Martin Hatfull yang hadir bersama istrinya menyatakan kekagumannya terhadap para alumni Darmasiswa yang begitu antusias menyambut inisiatif kantor Atdikbud ini. "Saya tidak mengira bahwa acara reuni ini akan begini besar dan meriah, juga sangat senang melihat antusiasme alumni yang begitu besar dan sambutan pihak KBRI yang begitu hangat," ujar Martin.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy yang mengirim pesan lewat rekaman video mengatakan menjadi alumni Darmasiswa berarti menjadi salah satu bagian dari Indonesia. "Dalam diri Anda, kini mengalir darah Indonesia. Anda pernah menghabiskan waktu di Indonesia, menyimpan kenangan tentang Indonesia dan warganya. Oleh karena itu, Anda harus menjadi pegiat budaya Indonesia", pesan Muhadjir kepada para alumni disambut tepuk tangan.
"Cerita mahasiswa kami dan alumni yang lebih baru sangat membahagiakan. Kami sepertinya ingin kembali mengikuti program ini," kata Jenny Heaton peserta pertama dari Inggris tahun 1986 yang diamini Saj Collier, menerima beasiswa Darmasiswa pada awal tahun 90-an.
"agi saya, Darmasiswa mengubah jalan hidup kami. Pandangan kami pun berubah banyak tentang orang Indonesia.Ternyata mereka adalah orang-orang yang sangat ramah dan selalu siap membantu," ujar Chris Flint dan Rachel yang menikah dengan warga Indonesia yang dikenalnya semasa mengikuti program Darmasiswa dan kini memboyong keluarganya ke Inggris.
Baca juga: Enam warga Tunisia dapat beasiswa belajar bahasa-budaya Indonesia
Baca juga: KBRI Warsawa berikan beasiswa untuk 28 mahasiswa Polandia
Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2018