"Untuk itu perlu ada upgrade kapasitas. Sudah sunnatullah bahwa yang kemampuannya di atas yang akan menguasai yang lain," kata Zulkifli di Muktamar Pemuda Muhammadiyah XVII di Yogyakarta, Senin.
Mengutip hasil tes internasional Programme for International Student Assessment (PISA) 2015, Zulkifli mengatakan kualitas pelajar Indonesia pada peringkat ke-62 dari 70 negara.
Di Asia-Pasifik, kemampuan pemuda Indonesia diukur dari kemampuan membaca, matematika, dan penguasaan ilmu pengetahuan jauh di bawah Singapura, Jepang, China Taipei, Makau, Vietnam.
Artinya, kata dia, pada masa mendatang Indonesia sulit bersaing dengan negara lain jika tidak ada peningkatan kualitas dan kapasitas.
"Kira-kira yang akan menguasai dunia 100 tahun lagi siapa. Ini tidak bisa disikapi dengan marah-marah. Kalau kita marah pada Singapura, Jepang, Tiongkok tidak ada gunanya," katanya.
Zulkifli berharap persoalan itu juga menjadi perhatian serius Pemuda Muhammadiyah. Ia berharap muktamar ormas kepemudaan itu mampu menghasilkan hal-hal besar.
"Muktamar hendaknya tak cuma cari ketua, tetapi juga menghasilkan konsep yang luar biasa. Penting bagi Pemuda Muhammadiyah berada di atas pemuda yang lain," katanya.
Ketua MPR yang juga Ketua Umum PAN itu juga berharap Pemuda Muhammadiyah mampu menjadi pelopor perekat persatuan Indonesia.
Untuk itu, menurut Zulkifli, Pemuda Muhammadiyah harus mampu berposisi di atas semua golongan.
"Tak usah ikut arus politik, tetap di atas semuanya," katanya.
Baca juga: Pemuda Muhammadiyah harus peduli pada masalah kebangsaan
Baca juga: JPPM: Caketum Pemuda Muhammadiyah buat program ekonomi kreatif
Baca juga: Jusuf Kalla buka Muktamar Pemuda Muhammadiyah di Yogyakarta
Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018