"Dulu dilakukan secara manual, sekarang sudah ada bantuan mesin dari pusat," kata Kepala BNN Provinsi Jawa Tengah Brigjen Pol.M.Nur usai pemusnahan 2,1 kg sabu-sabu hasil pengungkapan pengedar jaringan Solo, di Semarang, Senin.
Menurut dia, dengan incinerator maka proses pemusnahan barang bukti narkotik bisa lebih efektif.
Selain itu, kata dia, mesin pemusnah ini tidak hanya bisa digunakan oleh BNN.
"Bisa dipakai penegak hukum lain untuk pemusnahan," katanya.
Sementara pemusnahan 2,1 kg sabu tersebut disaksikan secara langsung oleh petugas kejaksaan serta Laboratorium Forensi (Labfor) Semarang.
"Ada beberapa gram yang disisakan untuk kebutuhan pembuktian di persidangan," tambah M.Nur.
Sebelumnya, pengungkapan peredaran sabu tersebut bermula dari penangkapan tersangka berinisial RH warga Kadokan, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo.
Tersangka RH bersama Iman Yoga, pelaku lain yang ditembak mati petugas, berangkat ke Jakarta untuk mengambil pesanan sabu.
Tersangka RH selanjutnya kembali ke Solo dengan menggunakan bus sambil membawa paket sabu-sabu dari Jakarta.
Petugas BNN yang memperoleh informasi tersebut kemudian menangkap RH di Terminal Mangkang Semarang pada Kamis (1/11/2018).
Sementara Iman Yoga ditangkap di bandara Solo saat kembali dari Jakarta dengan menggunakan pesawat.
Iman Yoga merupakan residivis kasus penyalahgunaan narkotika.
Tersangka diketahui rutin mendatangkan 2 hingga 3 kg sabu dari Jakarta maupun Surabaya untuk diedarkan di wilayah Solo dan sekitarnya.
Baca juga: Tiada akhir perjuangan berantas narkoba
Pewarta: Immanuel Citra Senjaya
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018