Kondisi ini terjadi jika kuman yang berasal dari gigi berlubang sudah sampai ke saraf gigi lalu menjalar ke organ tubuh lain, seperti jantung.
"Menyebabkan masalah jantung kalau kuman (di gigi berlubang) sampai ke saraf. Kalau sampai ke saraf, ada pembuluh darah, kuman masuk, jalan ke jantung dan tempat pembuluh darah," kata dia di Jakarta, Selasa.
"Kalau kumannya belum sampai ke saraf, masih di jaringan keras tidak menyebabkan penjalaran penyakit," sambung Bambang.
Baca juga: Gigi berlubang bisa sebabkan penyakit jantung
Bila gigi yang berlubang sudah mencapai pulpa atau saraf, penambalan gigi yang selama ini menjadi prosedur penanganan gigi berlubang, tak lagi berfungsi. Ibarat tembok, lubang yang terdapat di sana bahkan sudah tak bisa ditutup lagi.
"Kalau sudah sampai pulpa, pulpa harus dibuang. Pasien dirawat dengan perawatan yang namanya saluran akar. Gigi yang sudah kehilangan saraf sama seperti tangan yang sudah tidak peka lagi (sensitif)," tutur Bambang.
Agar gigi tak sampai berlubang, perawatan gigi yang benar menjadi prosedur yang wajib Anda lakukan. Mulai dari rajin berkumur menggunakan air, menyikat gigi rutin dua kali sehari hingga membersihkan karang gigi 6 bulan - 1 tahun sekali.
"Penyakit gigi dan mulut kalau belum parah tidak akan terasa. Di daerah banyak masalah gusi karena kebersihan mulut kurang terjaga. Di kota besar gigi berlubang, banyak makan makanan mengandung gula. Lalu pola perawatan. Masalah gusi terjadi antara lain karena masalah kebersihan mulut, infeksi gusi, karang gigi tidak dibersihkan bertahun-tahun," papar Bambang.
Baca juga: Gula berperan penting sebagai penyebab gigi berlubang
Baca juga: Ini cara sikat gigi menyeluruh yang benar
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018