Petuah itu dikemukakan oleh Yesss (Taraji P Henson), Kepala Algoritma dari situs jasa berbagi konten, BuzzzTube, kepada kedua tokoh utama dari film ini, Wreck-It Ralph (John C Reilly), dan Vanellope von Schweetz (Sarah Silverman).
Mengapa kedua tokoh tersebut dapat bersosialisasi dengan petinggi dari situs seperti Youtube tersebut? Hal tersebut berawal dari rencana keduanya yang ingin masuk menjelajahi internet atau dunia maya untuk pertama kalinya, untuk mencari sebuah benda yang penting bagi mereka.
Namun, alih-alih menemukan benda tersebut, petualangan yang dilakukan duo Ralph-Vanellope itu ternyata lebih membuat mereka menyadari suatu hal yang lebih penting akan arti persahabatan mereka.
Kisah Ralph Break The Internet adalah sekuel dari Wreck-It Ralph (2012), yang berlatar belakang dari sebuah tempat yang dinamakan Litwatck`s Family Fun Center & Arcade.
Tempat tersebut merupakan pusat permainan dingdong (digemari terutama pada dekade 1980-an dan 1990-an) dengan berbagai jenis permainan kuno.
Beberapa dari jenis permainan kuno itu antara lain adalah "Fix-It Felix" (yang menampilkan Ralph sebagai antagonis), dan "Sugar Rush" (gim dingdong pembalap bagi anak-anak perempuan yang menampilkan 15 pembalap, salah satunya Vanellope).
Sebagaimana namanya, pusat permainan dingdong itu dimiliki oleh seorang warga senior, Mr Litwak (Ed O`Neill).
Dalam rangka memperbaharui tempat tersebut, Litwak memutuskan untuk memasang Wifi, sehingga dia dapat terhubung ke dalam jaringan internet.
Permalasahan dimulai ketika benda kemudi di dalam gim dingdong Sugar Rush mengalami kerusakan, dan satu-satunya tempat untuk dapat menemukan gantinya adalah berada di dalam situs eBay.
Bila benda kemudi tersebut tidak segera ditemukan, maka Sugar Rush berpotensi untuk dijual dan tidak bisa digunakan kembali di Litwack`s Family Fun Center & Arcade.
Karena itu, Ralph dan Vanellope memutuskan bahwa mereka akan masuk untuk pertama kali ke internet melalui Wifi yang dipasang oleh Litwack.
Beragam jenis kejadian dan pengalaman unik menimpa mereka saat menjelajahi negeri dunia maya tersebut.
Misalnya, mereka bertemu dengan berbagai orang yang menawarkan pop up, yang bertanya seperti, "Apakah anda ingin kaya dengan hanya bermain game?", dan ada juga mereka yang menyingkirkan pada orang-orang pop-up itu.
Contoh adegan tersebut merupakan referensi dari munculnya pop up dan pop up blocker yang kerap ditemui oleh setiap orang yang sedang menjelajahi situs atau laman internet.
Selain itu, terdapat pula tokoh menarik seperti KnowsMore (Alan Tudyk), yang memiliki fungsi sebagai situs pencari seperti yang kerap dilakukan oleh Google dan Bing.
Dalam lintasan petualangan di dunia maya itu, Ralph-Vanellope juga menemui lokasi seperti Slaughter Race, game online mengenai balapan di kota yang kelam.
Terdapat pula kawasan Dark Web, yang merupakan istilah yang digunakan untuk mereka yang mencari hal-hal yang berpotensi melanggar hukum di dunia maya.
Secara keseluruhan, film berdurasi 112 menit itu menampilkan humor-humor cerdas dan menggelitik yang merujuk kepada penggunaannya yang biasa ditemukan di dalam internet sehari-hari.
Tidak hanya merujuk kepada istilah-istilah dunia maya, film tersebut juga mengandung pesan yang mendalam mengenai bahwa persahabatan merupakan hal yang penting, asalkan tidak masuk ke dalam tahap obsesif.
Namun, di beberapa bagian memang terasa bahwa plot yang disajikan ditampilkan dengan tempo yang relatif agak cepat, sehingga terkadang membuat penonton harus benar-benar mengikutinya secara seksama.
Plot yang agak cepat juga membuat sejumlah tokoh yang sebenarnya menarik, kurang digarap secara mendalam, misalnya seperti Double Dan (Alfred Molina), pencipta virus yang tinggal di Dark Web.
Meski demikian, Ralph Break The Internet merupakan film manis yang bisa dinikmati oleh seluruh kalangan keluarga, dan cocok menjadi renungan untuk memikirkan mengenai fungsi internet saat ini.*
Baca juga: Film The First Man, balada astronot pertama di bulan
Baca juga: Resensi film : Moonrise Over Egypt - perjuangan diplomasi Agus Salim
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018