• Beranda
  • Berita
  • Kementan lakukan pendampingan Nganjuk sebagai penyangga bawang merah

Kementan lakukan pendampingan Nganjuk sebagai penyangga bawang merah

27 November 2018 16:21 WIB
Kementan lakukan pendampingan Nganjuk sebagai penyangga bawang merah
Petani menjemur bawang merah usai dipanen di sentral penghasil bawang merah Desa Sambirejo, Nganjuk, Jawa Timur, Selasa (18/9/2018 ). Petani mengaku harga bawang merah menurun drastis dari Rp13.000 menjadi hanya Rp6.000 per kilogram memasuki musim panen raya yang diduga karena adanya permainan harga oleh tengkulak besar. ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani/ama
Jakarta (Antara News) - Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian melakukan pendampingan khusus ke 14 kabupaten penyangga nasional, salah satunya pada Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, sebagai penyangga utama barang merah nasional.

Dirjen Hortikultura Suwandi menjelaskan Kabupaten Nganjuk memiliki potensi pengembangan bawang merah yang cukup besar. Luas panennya bisa mencapai 12.000 hektare (ha) per tahun sehingga menjadi yang terluas di Jawa Timur. Apabila produktivitas rata-rata 10 ton per ha, potensi produksi dalam setahun bisa mencapai 120.000 ton.

"Kami optimistis ketersediaan bawang merah dari Natal sampai Tahun Baru aman dan tercukupi. Ini baru dari Nganjuk, ditambah Probolinggo, Malang, Sampang, Bojonegoro. Saya yakin ketersediaan aman," kata Suwandi melalui keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.

Ia menilai dalam proses produksi bawang merah di Nganjuk dari hulu hingga hilir sudah dilakukan dengan baik, namun perlu diperkuat hilirisasi hingga pengembangan industri olahan dan ekspor.

Menurut dia, aspek hulu produksi bawang merah perlu diperkuat dengan pemilihan benih biji unggukl TSS sehingga lebih efisien. Pemupukan dan pengendalian organisme pengganggu tanaman juga perlu dilakukan dengan ramah lingkungan.

Sementara itu, Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jawa Timur, Irita menyebutkan luas panen sentra utama di Jawa Timur dalam setahun mencapai 38.000 ha.

Ia merinci Kabupaten Nganjuk seluas 12.000 ha dengan produktivitas 12 ton; Probolinggo 5.500 ha dengan produktivitas 7,27 ton; Malang seluas 4.200 ha dengan produktivitas 8,31 ton; Sampang 3.800 ha dengan produktivitas 7,91 ton; Pamekasan 2.400 ha dengan produktivitas 7,48 ton; Bojonegoro 2.800 ha dengan produktivitas 5,35 ton dan Kediri 1.800 ha dengan produktivitas 5,55 ton.

"Jadi luas panen satu tahun 38.168 hektare, produksi bisa mencapai 301.825 ton dengan konsumsi 107.875 ton sehingga surplus 193.950 ton. Ini bisa menjaga pasokan nasional," kata Irita.

Ketua Kelompok Tani Rejeki Lancar Dusun Sumbersari Kecamatan Gondang Kabupaten Nganjuk, Puji Santoso, mengatakan kelompok taninya mengembangkan komoditas bawang merah dengan varietas dominan Tajuk Bauci, Manjung, Trisula Katumi, Philip dan Sanren. Rata-rata produktivitas bawang merah varietas Tajuk dan Bauci bisa mencapai 15 hingga 20 ton per ha.

"Break Event Point atau titik impasnya Rp9.500 dan harga saat ini pada kisaran Rp11.000 hingga Rp13.000 di konsumen. Jadi, petani saat ini meraup keuntungan. Bidang usaha lainnya yang kami lakukan adalah produsen benih bawang merah," ungkapnya.

 

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2018