Jakarta (ANTARA News) – Astra Infra tengah memfokuskan pada upaya pembangunan untuk memperpanjang pembangunan jalan Tol Trans Jawa sepanjang 1.150 kilometer yang membentang dari Merak Provinsi Banten sampai Banyuwangi Provinsi Jawa Timur.Optimisi akan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi khususnya di Pulau Jawa
"Hadirnya Tol Trans Jawa akan memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi terutama di Pulau Jawa seiring dengan meningkatnya lalu lintas," kata Presiden Direktur Astra Tol Nusantara Djap Tet Fa di Jakarta, Selasa.
Anak usaha PT Astra International Tbk di bidang infrastuktur PT Astratel Nusantara (Astra Infa), sambung Djap, akan membangun jalan tol sepanjang 500 kilometer hingga tahun depan. Saat ini pihaknya, baru mencapai 355 kilometer.
Untuk mencapai target tersebut, sambungnya, pihaknya tengah mengkaji peluang-peluang ruas tol yang memberikan nilai tambah. Ia mencontohkan seperti masuk pada tol yang sudah beroperasi, Jalan Tol Tangerang-Merak.
“Istilahnya brown field. Kemudian, kami masuk dari land acquisition dan kontruksi. Kami berpengalaman dalam bisnis jalan tol dalam tiga tahap, yakni akusisi seperti Kunciran-Serpong, konstruksi, selanjutnya tahun depan, mulai beroperasi,” tutur Djap.
Selain itu, ujarnya, pihaknya melihat aset per aset. Jadi, tidak hanya terfokus pada jalan tol yang sudah beroperasi saja, tapi juga melihat aset itu memberikan benefit.
Menurut Djap, Astra Infa sudah memiliki enam portofolio Jalan Tol Trans Jawa, antara lain PT Marga Mandalasakti (MMS) yang mengelola Jalan Tol Tangerang-Merak dengan panjang 72,4 kilometer. Selanjutnya, Tol Jombang-Mojokerto sepanjang 40,5 kilometer. Kemudian, Jalan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) sepanjang 116,8 kilometer.
“Kami menguasai saham sebanyak 45 persen di Tol Cipali. Tol ini juga penting untuk logistik,” imbuhnya yang menegaskan pembangunan Astra Infra pada Jalan Tol Trans-Jawa.
Selanjutnya, tol berikutnya adalah Jalan Tol Semarang-Solo sepanjang 72,6 kilometer dan baru beroperasi 40,1 kilometer. Lalu, Astra Infra memiliki 40 persen saham di Jalan Tol Kunciran-Serpong sepanjang 11,2 kilometer. Terakhir, Jalan Tol Serpong-Balaraja dengan panjang 39,8 kilometer.
Djap mengatakan bahwa model bisnis jalan ton ini memiliki hitungan revenue yang simpel, yakni jumlah traffic yang masuk dikalikan dengan tarif yang ada. Tentu saja, pertumbuhan traffic di masing-masing jalan tol Astra Infra pun beragam.
“Pertumbuhan Jalan Tol Tangerang-Merak itu 3 persen. Kemudian, Jalan Tol Cipali hingga Oktober tahun ini adalah 4 persen, walaupun ada kemacetan elevator Cikampek. Selanjutnya, Jalan Tol Semarang-Solo pertumbuhannya mencapai 7 persen,” jelasnya.
Kemudian, lanjutnya, Jalan Tol Jombang-Mojokerto ini pertumbuhannya paling besar, yakni 200 persen.
“Jalan Tol Jombang-Mojokerto ini adalah tol yang beroperasi baru pada tahun lalu. Hanya saja, volume kendaraan paling besar tetap di Jalan Tol Tangerang-Merak dibanding Jalan Tol Jombang-Mojokerto, yakni 145 kendaraan per hari,” imbuhnya.
Djap menandaskan,“Pertumbuhan rata-rata dari seluruh Jalan Tol Astra Infra ini berkisar 8 sampai 10 persen.”
Pewarta: Anggarini Paramita
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2018