Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Asosiasi Panel Kayu Indonesia (Apkindo) Bambang Soepijanto mengungkapkan pihaknya siap membuka pasar baru untuk ekspor kayu lapis nasional sebagai upaya mengembalikan sektor tersebut ke masa keemasan.Kita perlu untuk membuka pasar baru selain menjaga pasar yang sudah ada saat ini di Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa
Bambang mengatakan kebutuhan dunia terhadap produk kayu lapis tidak akan pernah hilang bahkan akan terus meningkat, sebab komoditas tersebut merupakan satu produk bahan bangunan yang paling ramah lingkungan dan berasal dari sumber daya alam yang dapat diperbaharui.
"Kita perlu untuk membuka pasar baru selain menjaga pasar yang sudah ada saat ini di Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa," katanya melalui keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.
Tahun ini, ekspor produk kayu lapis diperkirakan sekitar 3 juta m3 dengan nilai sekitar 1,9 miliar dolar AS.
Jika dibandingkan dengan masa keemasannya 20 tahun lalu, catatan tersebut turun 45 persen dari sisi nilai dan turun 63 persen dari sisi volume.
Penyebabnya adalah daya saing yang melorot akibat kenaikan biaya produksi. Ditambah lagi, industri kayu lapis harus menambah lebih dari 50 persen ekstra modal kerja akibat harus menanggung PPN atas kayu bulat yang proses restitusinya sulit dan lama sehingga mengganggu cash flow perusahaan.
Persoalan lainnya adalah mesin produksi yang kebanyakan sudah tua sehingga tidak efisien
Bambang Soepijanto terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum Asosiasi Panel Kayu Indonesia (Apkindo) periode 2018-2023 pada Musyawarah Nasional VIII di Jakarta, Selasa (27/11/2018).
Pihaknya berkomitmen untuk terus mendorong industri kayu lapis agar bisa kembali ke masa keemasan. "Saat ini adalah momentum untuk mengembalikan masa kejayaan industri kayu lapis," katanya.
Dia mengajak seluruh pelaku industri kayu lapis untuk melakukan perubahan positif seperti yang sudah dilakukan. Misalnya, perubahan penggunaan bahan baku dari kayu hutan alam ke kayu tanaman terutama kayu sengon; perubahan skala industri dari industri skala besar ke industri skala kecil menengah; perubahan mesin produksi dari rotary spindle besar ke rotary tanpa spindle (spindleless); serta perubahan jenis produk dari raw plywood ke special item (kualitas tinggi).
Untuk menggairahkan industri kayu lapis, Bambang juga menyatakan akan memperkuat komunikasi dengan pemerintah. Sementara organisasi Apkindo juga akan diperkuat dengan melakukan pembenahan internal.
Baca juga: Pemerintah berupaya kembalikan kejayaan kayu lapis Indonesia
Baca juga: Kayu Lapis Indonesia Belum mampu Manfaatkan Pasar Global
Pewarta: Subagyo
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2018