"Bicara usia pensiun ini menarik, PNS dipensiunkan pada umur 55 sampai 58, sementara di luar sana, khususnya di Amerika Serikat, pekerja berusia 56 sampai 65 tahun itu dinilai paling produktif," sebut Archandra saat menyampaikan pidatonya dalam forum diskusi di Jakarta, Rabu.
Ia menjelaskan, rentang usia 56-65 tahun dinilai produktif, karena pekerja pada umur tersebut memiliki pengalaman yang matang, dan diyakini cenderung stabil dari sisi emosional.
"Pekerja pada rentang usia 56-65 tahun juga tidak memiliki banyak tanggungan, karena sebagian besar anak-anaknya sudah mandiri. Jadi tidak hanya kematangan dalam pengalaman kerja, mereka juga fleksibel dalam membagi waktu," sebut Archandra.
Wamen ESDM itu lanjut menjelaskan, banyak anak muda yang saat ini berinovasi mengembangkan teknologi, dan berkecimpung di perusahaan rintisan, justru membutuhkan dukungan dari para pekerja pada usia produktif tersebut.
"Di Indonesia justru dipensiunkan (PNS-nya), dan mereka pun banyak diambil oleh sektor swasta, jadi swasta kita maju," tambahnya.
Dalam sesi diskusi itu pun, Archandra melempar pertanyaan dengan nada retoris, khususnya mengenai kemungkinan perpanjangan usia pensiun bagi PNS di Indonesia.
"Saya cuma bertanya, mungkin tidak ya, orang-orang yang matang itu, jangan dipensiunkan dini, karena masih banyak energinya," tutur Archandra.
Dalam sesi FGD bertajuk "Peningkatan Kompetensi Lulusan Pendidikan Vokasi melalui Sertifikasi Kompetensi Bidang Minyak dan Gas Bumi dalam Rangka Link and Match" di Jakarta, Rabu, Archandra menyebut beberapa pertanyaan yang harus diperhatikan pakar dan pemerhati yang hadir pada kegiatan diskusi itu.
Pertanyaan yang dimaksud diantaranya meliputi, bagaimana lulusan vokasi dan sekolah kejuruan menghadapi perekonomian yang tengah memasuki era revolusi industri 4.0, dan bagaimana para lulusan itu merespon masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) yang akan membuka keran tenaga kerja dari negara kawasan Asia Tenggara.
"Apa yang kita harapkan dari lulusan vokasi, apa kita menginginkan mereka membuat lapangan kerja, atau hanya masuk ke lapangan kerja yang telah diciptakan oleh industri," sebut Archandra bernada retoris.
Sesi FGD yang diadakan Kementerian ESDM itu, turut diisi dengan penandatanganan nota kesepahaman antara perwakilan sekolah vokasi dengan pihak industri.
Baca juga: Kementerian ESDM sepakati pengembangan energi dengan Tiongkok
Baca juga: Arcandra dorong anak muda kembangkan potensi EBT
Baca juga: Archandra Tahar menginginkan skema sistem transparan
Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2018