Jakarta (ANTARA News) - Peneliti Universitas Trunojoyo Madura Saniman menyarankan petani tembakau di Madura untuk beralih menanam jagung karena lebih menguntungkan.Jagung di Madura, empat pohon sudah bisa menghasilkan satu kilogram
"Jagung di Madura, empat pohon sudah bisa menghasilkan satu kilogram. Perawatannya juga lebih mudah daripada tembakau," kata Saniman dalam "Diseminasi Hasil Penelitian Situasi dan Tantangan Pengendalian Tembakau" di Jakarta, Rabu.
Menurut survei yang dilakukan Universitas Trunojoyo, kebanyakan petani di Madura memilih jagung sebagai pengganti tembakau pada masa tanam tembakau.
Tembakau hanya bisa ditanam pada musim kemarau, tetapi memerlukan air yang cukup dalam perawatannya. Padahal, ketersediaan air pada musim kemarau merupakan salah satu masalah di Madura.
"Karena itu, 68,3 persen memilih jagung sebagai tanaman alternatif, diikuti cabai 27,5 persen dan bawang 4,16 persen," jelasnya.
Meskipun kebanyakan petani sudah menyadari menanam jagung lebih menguntungkan, tetapi tidak semua mau 100 persen beralih tanam.
"Ada yang masih mau 50-50, tapi ada juga yang sudah bilang tahun depan tidak mau lagi menanam tembakau karena jagung lebih menguntungkan. Apalagi, modal menanam jagung juga lebih murah," katanya.
"Diseminasi Hasil Penelitian Situasi dan Tantangan Pengendalian Tembakau" diadakan Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Jakarta berdasarkan 10 penelitian terpilih dari Jaringan Penelitian Pengendalian Tembakau Indonesia (ITCRN) angkatan II.
ITCRN merupakan kerja sama Lembaga Demografi Universitas Indonesia dengan John Hopkins Bloomberg School of Public Health.
Baca juga: Peneliti: Kebanyakan petani tembakau di Madura merugi
Baca juga: Peneliti temukan petani khawatirkan tembakau impor
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2018