• Beranda
  • Berita
  • Kejuaraan Akuatik Indonesia Terbuka (IOAC) digelar awal Desember

Kejuaraan Akuatik Indonesia Terbuka (IOAC) digelar awal Desember

29 November 2018 13:27 WIB
Kejuaraan Akuatik Indonesia Terbuka (IOAC) digelar awal Desember
Tim renang indah Indonesia menampilkan gerakan dalam final Renang Artistik nomor "Technical Routine" Asian Games ke-18 Tahun 2018 di Aquatic Center, Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta, Rabu (29/8). (ANTARA FOTO/INASGOC/Irwin Fedriansyah)
Jakarta, (ANTARA News) - Kejuaraan Akuatik Indonesia Terbuka (IOAC) 2018 siap digelar di Stadion Akuatik Gelora Bung Karno, Jakarta, 1-9 Desember dan ada empat disiplin yang bakal dilombakan.

Empat disiplin yang dilombakan pada IOAC kedua ini adalah renang (1-5 Desember), polo air (1-6 Desember), renang artistik (7-9 Desember), loncat indah (6-9 Desember) serta renang master (9 Desember), ungkap wakil ketua umum PB Persatuan Renang Seluruh Indonesia Harlin Raharjo di Jakarta, Kamis.

IOAC pertama digelar pada 2017 yang merupakan ajang uji coba sebelum Asian Games 2018. "Kami berharap ajang ini bisa diadakan setiap tahun dan menjadi kalender tahunan PB PRSI," kata Harlin menambahkan.

Di cabang olahraga renang, kejuaraan digelar melalui format kelompok umur di mana di para perenang Indonesia akan bertarung atas nama klub masing-masing untuk memperebutkan predikat klub terbaik di Indonesia.

Format yang diusung oleh Kejuaran Renang Antar Perkumpulan Seluruh Indonesia itu diperluas lagi dengan format penyisihan sesi pagi dan sesi final pada sore hari dan mengundang perenang asing.

Namun perenang asing tidak memperoleh poin atau medali atas penampilan mereka di kejuaraan kelompok umur. Pada sesi pagi hari hanya perenang lokal yang berlaga untuk meraih medali dan poin untuk klub masing-masing.

Perenang Indonesia dan asing yang masuk 16 besar pada nomor masing-masing akan meraih tempat pada babak grand final pada sore harinya.

Ajang IOAC itu juga akan digunakan sebagai seleksi tim pelatnas renang untuk SEA Games 2019, kata Harlin.

IOAC telah diakui oleh federasi renang dunia FINA sebagai kualifikasi untuk kejuaraan dunia dan olimpiade.

"Dengan begitu atlet Indonesia tidak perlu jauh-jauh pergi ke luar negeri untuk mencari ajang berlomba untuk meraih poin FINA," kata Harlin.

Selain itu waktu yang diraih setiap perenang akan resmi masuk kualifikasi kejuaraan dunia renang senior dan junior, olimpiade dan lainnya.

Sebagai catatan, pada IOAC tahun lalu, perenang Indonesia Azzahra memecahkan rekor nasional  di nomor 200 meter gaya ganti. Catatan waktu Azzahra membawanya masuk ke olimpiade remaja di Argentina.

Stadion Akuatik GBK yang bertaraf internasional pun sangat memungkinkan untuk menggelar empat cabang olahraga akuatik yang dipertandingkan.

Di cabang polo air akan ada empat tim putri dan tujuh tim putra yang akan bertanding menggunakan sistem setengah kompetisi. Sementara di cabang loncat indah, akan ada peserta dari 7 provinsi dan 2 klub. Kemudian cabang renang artistik akan diikuti peserta dari sejumlah klub dan pengprov.

IOAC 2018 juga mempertandingkan nomor renang master yang terbuka untuk seluruh lapisan masyarakat tanpa batasan usia.

PRSI menggandeng Yayasan Jantung Indonesia untuk mempromosikan gaya hidup sehat serta melakukkan pemeriksaan tekanan darah dan gula secara gratis untuk peserta renang master.

Kabid pembinaan dan prestasi PRSI Wisnu Wardana berharap dengan adanya IOAC tersebut cabang akuatik bisa menjadi primadona atau cabang unggulan di multievent.

"Selain itu untuk mencari bibit untuk melapisi perenang elit nasional," kata Wisnu.

IOAC 2018 diikuti sekitar 2.000 peserta baik perenang lokal maupun mancanegara. Masyarakat bisa menyaksikan langsung IOAC secara gratis di Stadion Akuatik GBK atau menyaksikan siaran langsungnya di salah satu stasiun tv swasta.
***4***

Baca juga: Pari Sakti Cup ajang atlet muda tambah jam terbang


 

Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2018