Kemitraan itu terjalin melalui program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI) sejak Januari 2016 hingga Desember 2019. Untuk program ini, pemerintah Australia menghibahkan bantuan teknis senilai 49 juta dolar Australia.
Program INOVASI mulai merambah ke daerah-daerah secara bertahap untuk meningkatkan mutu pembelajaran di tingkat SD/MI.
Bersama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan mitra lain, program INOVASI ditujukan memahami upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam memacu peningkatan hasil pembelajaran siswa di sekolah terutama dalam kemampuan literasi dan numerasi.
Dalam kerangka kemitraan dengan periode 2016-2019, program INOVASI sedang dilakukan di empat provinsi, yaitu Jawa Timur, Kalimantan Utara, Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat.
INOVASI di Nusa Tenggara Barat dimulai sejak Juni 2016, di Nusa Tenggara Timur sejak November 2017, di Kalimantan Utara sejak Desember 2017, dan di Jawa Timur sejak akhir 2017.
Dalam implementasi program itu, INOVASI dan masing-masing pemerintah daerah mendampingi para guru, kepala sekolah dan pengawas di tingkat gugus melalui penguatan Kelompok Kerja Guru.
Masing-masing kabupaten atau kota mengadakan program rintisan INOVASI yang berfokus pada peningkatan mutu pendidikan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi masing-masing wilayah.
Masing-masing daerah mengembangkan inovasi pembelajaran berdasarkan analisa tantangan dan masalah pembelajaran sesuai konteks lokal.
Sejak 2018, INOVASI memulai program kemitraan baru dengan 17 lembaga swadaya masyarakat dan organisasi pendidikan di Indonesia untuk turut mendukung capaian program, yakni mewujudkan perubahan dalam pembelajaran literasi, numerasi dan pendidikan inklusi.
Kepala Pusat Penilaian Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemendikbud M Abduh mengatakan melalui program INOVASI, pihaknya menggarap peningkatan kemampuan siswa di bidang literasi dan numerasi serta mendorong inklusi.
Melalui inovasi pembelajaran, kegiatan belajar mengajar diharapkan tercipta dalam suasana dan metode yang menyenangkan sehingga membuat anak cinta belajar ke sekolah dan memahami pembelajaran dengan baik serta meningkatkan hasil belajar mereka.
"Beberapa praktik baik yang menjadi keluaran (output) dari INOVASI ini menjadi referensi sebagai sebuah pola pembelajaran yang menyenangkan yang bisa diadopsi oleh sekolah-sekolah di luar sekolah mitra INOVASI sehingga kami berharap dengan cara seperti ini, ini bisa menjadi inspirasi dan menjadi praktik baik yang bisa ditiru oleh sekolah lain maupun wilayah-wilayah lain tanpa harus didanai dengan INOVASI," ujar Abduh?usai forum Temu Inovasi di Jakarta.
Dia mencontohkan salah satu bentuk inovasi pembelajaran adalah bagaimana melakukan pembelajaran dengan pengantar bahasa ibu atau daerah mengingat kondisi tertentu di suatu wilayah yang sangat kental dan familiar dengan penggunaan bahasa daerah.
"Selama ini mungkin diharamkan, karena guru mungkin menganggap lebih wajib terikat terhadap kurikulum, RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), jarang guru berpikir out of box supaya pembelajaran menjadi menyenangkan," ujarnya.
Abduh mengatakan inovasi pembelajaran itu lebih diperuntukkan kepada siswa SD/MI. Bentuk praktik pembelajaran yang baik dan bagus itu kemudian dapat diadopsi dari satu sekolah ke sekolah ini sesuai kebutuhan mereka di daerah.
Direktur Program INOVASI Mark Heyward mengatakan setelah empat tahun program INOVASI tersebut, baik Indonesia dan Australia akan mendiskusikan perkembangan dan perubahan mutu pendidikan yang dicapai serta mengaji kebutuhan untuk meneruskan atau tidak program semacam itu.
Mark mengatakan tidak tertutup kemungkinan akan ada keberlanjutan program itu karena luasnya wilayah Indonesia yang untuk dijangkau, namun keputusan itu kembali kepada kesepakatan dan komitmen masing-masing pemerintah.
"Kita awalnya ada empat tahun. Untuk ke depan tergantung kesepakatan lagi antara pemerintah Australia dan Indonesia," tuturnya.
Mark menuturkan Indonesia dan Australia telah bekerja sama selama bertahun-tahun untuk memperkuat sistem pendidikan di Indonesia. Menurut dia, kualitas pendidikan sangat penting karena berkontribusi langsung bagi pertumbuhan ekonomi dan tenaga kerja yang berdaya saing. Untuk itu, pihaknya berkomitmen untuk tujuan tersebut.
Program INOVASI menggunakan pendekatan problem-driven iterative adaptation (PDIA) dan berupaya menemukan apa yang terbukti berhasil dan tidak berhasil untuk meningkatkan hasil belajar siswa terkait kemampuan literasi dan numerasi.
Melalui pendekatan PDIA, INOVASI bekerja dan memetik langsung dengan mitra-mitranya di daerah dalam mengeksplorasi dan mengidentifikasi tantangan-tantangan pembelajaran yang ditemui di daerah, kemudian bersama-sama merancang solusi yang relevan dengan konteks lokal.
Berbagi Praktik
Mark mengatakan melalui kerja sama di tingkat sekolah, maka muncul banyak pengalaman yang bisa dibagikan kepada sekolah lain sehingga ada penularan praktik baik yang dapat diadopsi sekolah-sekolah lain untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Mark mengatakan berbagai program rintisan INOVASI dilaksanakan untuk mendapatkan pemahaman cara-cara yang terbukti efektif meningkatkan hasil belajar siswa terutama di bidang-bidang seperti literasi dan numerasi dasar, pendidikan inklusif, transisi dari bahasa ibu ke Bahasa Indonesia, kepemimpinan sekolah dan pembelajaran kelas rangkap.
Dia mengatakan guru-guru yang telah mendapatkan pelatihan setelah melalui seleksi dapat menjadi mentor untuk menularkan praktik baik terkait inovasi pembelajaran terutama dalam hal kemampuan literasi dan numerasi siswa.
Sejak Juni 2016, INOVASI memulai kemitraanya dengan provinsi Nusa tenggara Barat dan bekerja di enam kabupaten yaitu Lombok Utara, Lombok Tengah, Sumbawa, Sumbawa Barat, Dompu dan Bima. Program rintisan INOVASI di wilayah itu antara lain Guru BAIK (Belajar, Aspiratif, Inklusif dan Kontekstual), yang mendukung guru agar mampu mengusulkan, mengembangkan dan menguji berbagai solusi untuk mengatasi tantangan-tantangan pembelajaran.
Melalui serangkaian lokakarya dan mentoring, para guru memperoleh dukungan menemukan tantangan pembelajaran yang dihadapi di kelas, kemudian mampu mengembangkan, menguji, meninjau kembali dan melakukan berbagai solusi yang beragam.
Kegiatan lain adalah untuk memacu keterlibatan masyarakat dalam meningkatkan hasil pembelajaran di Dompu, meningkatkan pembelajaran untuk anak-anak yang bahasa pertamanya bukan Bahasa Indonesia di Bima, pembelajaran literasi dasar di Lombok Utara dan Sumbawa Barat, pembelajaran bagi anak-anak berkebutuhan khusus di Lombok Tengah, pembelajaran numerasi dasar di Sumbawa dan penilaian formatif.
Sementara, INOVASI mulai bekerja di Kalimantan Utara sejak Desember 2017 di kabupaten Bulungan dan Malinau. Program rintisan INOVASI berfokus pada cara-cara memperkuat literasi di kelas awal melalui peningkatan pemahaman guru tentang isi kurikulum dan kemampuan guru untuk menggunakan penilaian formatif yang tepat, serta berfokus pada penerapan materi pengajaran dan pembelajaran yang paling efektif.
INOVASI di Kalimantan Utara bekerja melalui Kelompok Kerja Guru sebagai wadah untuk belajar dan berbagi ide, memperkuat keterlibatan masyarakat dan orang tua dan membangun budaya membaca.
Sementara, program INOVASI di Nusa Tenggara Timur telah dimulai sejak November 2017 di empat kabupaten yang ada di Pulau Sumba, yaitu Sumba Barat Daya, Sumba Barat, Sumba Tengah dan Sumba Timur.
Di Sumba Barat Daya, program rintisan INOVASI yang diimplementasikan adalah Guru BAIK yang fokus pada peningkatan kompetensi guru. Kemudian, program rintisan yang berfokus pada peningkatan proses pembelajaran bagi anak-anak yang bahasa pertamanya bukan Bahasa Indonesia di Sumba Timur, pembelajaran literasi dasar di Sumba Tengah dan pengembangan dan penguatan kepala sekolah di Sumba Barat.
Sejak akhir 2017, INOVASI hadir di Provinsi Jawa Timur, dan bekerja di lima kabupaten di Jawa Timur, yaitu Kota Batu, Pasuruan, Probolinggo, Sidoarjo dan Sumenep. Program INOVASI di wilyah ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar literasi dan numerasi, kualitas pengajaran di kelas, bentuk dukungan untuk guru dan pembelajaran untuk semua anak.
Program yang dilaksanakan INOVASI bersama organisasi pendidikan dan lembaga swadaya masyarakat di Jawa Timur meliputi antara lain pelatihan dan pendampingan literasi ramah anak untuk kelas awal, inovasi pembelajaran numerasi dalam kuikulum 2013, program pelatihan guru dalam jabatan untuk pengembangan literasi, bengkel numerasi dan gerakan Semua Murid Semua Guru.*
Baca juga: Mengenali diri dan dunia di Tanah Ombak
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018