Ke-6 area tersebut tersebar di Lepas pantai Aceh, East Natuna, serta tiga lokasi lain berada di wilayah Indonesia Timur dari Kalimantan sampai Papua.
“Kita akan lakukan joint study untuk enam fokus area yang tersebar di seluruh Indonesia. Dana yang dibutuhkan untuk joint study dan survei seismik selama 5 tahun ke depan sudah disiapkan,” ujar Direktur Hulu Pertamina Dharmawan H. Syamsu di Jakarta, Kamis, usai diskusi Pertamina Energy Forum 2018.
Saat ini Pertamina tengah menyiapkan implementasi atas program Kementerian ESDM untuk Indonesia Gas Balance Program tahun 2018 hingga 2027 dengan tiga skenario, pertama mengevaluasi kontrak jual beli gas yang ada.
Selain itu, Pertamina juga memperhatikan permintaan gas untuk kebutuhan listrik yang diperkirakan akan tumbuh 5,5 persen atau kombinasi dari keduanya karena tingginya permintaan industri.
Ditambahkannya, pada tahun 2027 akan terjadi ekuilibrium antara ketersediaan dan permintaan gas di Indonesia. Melalui studi tersebut diharapkan target tersebut bisa dicapai.
Pertamina Energy Forum 2018 dengan lima agenda utama resmi ditutup oleh Direktur Keuangan Pertamina Pahala N. Mansury. Dalam sambutannya dia mengatakan, semangat peserta PEF 2018 yang berasal dari kalangan akademis, pemerintah, perwakilan negara sahabat, praktisi migas maupun industri non migas, telah memberikan motivasi bagi Pertamina untuk terus berkontribusi dalam penyedia energi bagi Indonesia.
“Kami merasa tidak sendiri, karena kehadiran dan kepedulian seluruh elemen bangsa, akan menjadi faktor penentu bagi keberlangsungan bisnis Pertamina, sehingga kami mampu terus berkarya di masa-masa mendatang,” katanya.
Sebagaimana tujuan pelaksanaan PEF 2018, Pertamina ingin mengajak seluruh pihak untuk bertukar pikiran dan mengeksplorasi sumber-sumber energi yang tersedia di Indonesia.
Tak hanya itu, Pertamina juga ingin memaksimalkannya untuk memenuhi kebutuhan energi yang terus meningkat. Nantinya, seluruh upaya ini bertujuan untuk mencapai ketahanan dan kemandirian energi dalam negeri.
Gagasan dalam gelaran PEF 2018 ini menjadi perhatian khusus bagi Pertamina. Salah satunya adalah aspek teknologi, kebijakan maupun model-model bisnis yang baru. Topik tentang Green Refinery dan optimasi sumber-sumber nabati juga tengah dijajaki sebagai salah satu solusi untuk mengurangi kebutuhan impor BBM.
Baca juga: Pertamina dorong produksi minyak nasional 60 persen
Baca juga: Pertamina dorong pengoptimalan sumber energi lokal
Baca juga: Energi baru terbarukan dukung pencapaian kemandirian energi nasional
Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2018