Bogor (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo menegaskan, profesi guru tetaplah suatu profesi yang mulia dan tidak bisa digantikan oleh mesin yang paling canggih sekalipun.... haruslah tetap guru. Guru tidak bisa digantikan oleh mesin secanggih apapun, secanggih apapun tidak bisa. Guru adalah profesi mulia yang membentuk karakter-karakter anak bangsa dengan budi pekerti, toleransi, dan nilai-nilai kebaikan...
"Guru haruslah tetap guru. Guru tidak bisa digantikan oleh mesin secanggih apapun, secanggih apapun tidak bisa. Guru adalah profesi mulia yang membentuk karakter-karakter anak bangsa dengan budi pekerti, toleransi, dan nilai-nilai kebaikan," kata Presiden Joko Widodo, di Stadion Pakansari, Cibinong, Bogor, Sabtu.
Ia menyampaikan itu di hadapan sekitar 44.720 orang guru anggota Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) yang merayakan ulang tahun ke-73 PGRI sekaligus Hari Guru Nasional.
"Guru-lah yang menumbuhkan empati sosial, membangun imajinasi dan kreativitas, serta mengokohkan semangat persatuan dan kesatuan bangsa kita Indonesia," kata dia.
Ia mengakui, dunia saat ini sedang berubah sangat cepat. Digitalisasi pendidikan telah membawa perubahan besar di dunia pendidikan.
"Kini ruang kelas bukan satu-satunya tempat belajar. Dunia virtual adalah kampus kita. Sekarang ini juga kita bicara apa adanya, Google juga sudah menjadi perpustakaan kita. Wikipedia juga menjadi ensiklopedi kita. Kindle, buku elektronik, juga menjadi buku pelajaran kita," kata dia.
Ia meminta agar para guru harus waspada terhadap maraknya media digital yang muncul.
"Kita sering terkaget-kaget anak-anak muda kita mampu belajar secara mandiri. Mereka bisa tahu jauh lebih banyak melalui bantuan teknologi. Oleh sebab itu peran guru harus lebih dari mengajar, tetapi juga mengelola belajar siswa. Guru dituntut lebih fleksibel, kreatif, menarik, dan lebih menyenangkan bagi siswa," jelas Jokowi.
Apalagi dalam empat tahun terakhir, pemerintah telah memberikan prioritas besar kepada pembangunan sarana-prasarana fisik.
Namun begitu, anggaran untuk dunia pendidikan mengambil 20 persen dari APBN saban tahun sebagaimana diamanatkan undang-undang. Banyak negara maju mengutamakan kualitas pendidikan dan guru secara khusus sebagai bagian dari cara mereka membangun negara dan bangsa masing-masing.
"Dengan cara ini pemerintah ingin membuka keterisolasian, membangun konektivitas, memperkokoh persatuan nasional karena sambung-menyambung antarpulau, provinsi, dan kabupaten disambungkan dengan infrastruktur yang baik, membangun sentra-sentra ekonomi baru, serta memperbaiki akses pelayanan kepada masyarakat termasuk pelayanan pendidikan," kata dia.
Sedangkan mulai 2019 pemerintah akan menggeser program, menggeser strategi pembangunan, menggeser program unggulan dari program pembangunan infrastruktur menjadi program besar-besaran dalam memperkuat sumber daya manusia, dalam pembangunan sumber daya manusia.
"Kualitas SDM di semua jenis profesi serta kualitas SDM di usia dini dan remaja harus kita tingkatkan secara signifikan. SDM kita harus mampu menghadapi dan memanfaatkan peluang dalam dunia dan perkembangan teknologi yang begitu cepat berubah saat ini," kata dia.
Ketika pembangunan SDM menjadi prioritas paling utama, peran guru akan semakin sentra, semakin utama, dan semakin strategis.
"Guru harus menjadi agen-agen transformasi penguatan SDM kita, menjadi agen-agen transformasi dalam membangun talenta-talenta anak bangsa. Sebagaimana topik acara hari ini guru dituntut untuk meningkatkan profesionalisme guru untuk menuju pendidikan abad 21," kata dia.
Turut hadir Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, Koordinator Staf Khusus, Teten Masduki, Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum, dan Ketua Umum PGRI, Unifah Rosyidi.
Pewarta: Desca Natalia
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018