Kepala Dinas Kesehatan Papua Aloysius Giyai di Jayapura, Sabtu, mengemukakan dengan jumlah kasus HIV-AIDS sebanyak itu Papua menempati posisi tertinggi di Indonesia dalam daftar persentase jumlah kasus per jumlah penduduk.
Sementara berdasar riil jumlah kasus, ia melanjutkan, Papua berada di urutan ke empat dari 34 provinsi setelah DKI Jakarta, Jawa Timur dan Jawa Barat.
Mengenai penyebab tingginya jumlah kasus HIV-AIDS di wilayahnya, Aloysius mengatakan antara lain "karena faktor perantara, misalnya daerah penambangan liar di mana transaksi seks PSK dibayar dengan hasil dulang emas, tidak mesti harus cash atau tunai."
Mantan Direktur RSUD Abepura itu menambahkan daerah-daerah dengan kasus HIV/AIDS biasanya tingkat peredaran minuman kerasnya juga tinggi.
Di samping itu, dia mengutip hasil survei satu lembaga swadaya masyarakat mengenai fenomena seks bebas pada anak-anak di bawah usia 15 tahun di terminal.
"Saya melihat dari data kasus dan fakta penyebab HIV-AIDS, semua sektor harus peduli dan bekerja nyata bersama instansi teknis, Dinas Kesehatan, Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) dan lembaga swadaya masyarakat bersama sama menekan penyebaran HIV," ujarnya.
"Tahun 2019 harus ada kebijakan bersama lintas sektor untuk tekan kasus HIV-AIDS di Papua. Sejauh ini Dinas Kesehatan Provinsi Papua terus melakukan intervensi, asistensi teknis maupun program, bimtek dan pendampingan kepada kabupaten/kota dalam hal penanggulangan HIV-AIDS," ia menambahkan.
Baca juga:
HIV/AIDS yang semakin mengkhawatirkan
Remaja rentan penularan HIV/AIDS di Jabar
Pewarta: Musa Abubar
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018