"Kita boleh berbeda politik dalam pilihan calon presiden dan calon wakil presiden, tetapi persatuan lebih utama," kata dia, di Lebak, Sabtu.
Menurut dia, perbedaan pandangan politik adalah hal biasa, karena dinamika demokrasi di Indonesia sudah dewasa dan kesadaran politik juga meningkat.
Karena itu, jangan sampai perbedaan politik itu menimbulkan saling curiga, menyebar permusuhan, dan saling membenci.
Pelaksanaan Pilpres hanya sesaat sehingga masyarakat hatus lebih mengedepankan persatuan dan kesatuan bangsa.
Apalagi, Indonesia merupakan negara besar yang memiliki landasan ideologi Pancasila, yang sila-sila dari Pancasila itu mampu mempersatukan di tengah perbedaan keyakinan, suku, budaya dan bahasa.
Bahkan, hingga saat ini Indonesia disegani di dunia karena persatuan dan kesatuan itu.
"Kami berharap pesta demokrasi 2019 berjalan lancar, aman dan tertib serta tidak menimbulkan perpecahan," katanya menjelaskan.
Ia mengatakan, jemaah Muhammadiyah juga boleh berbeda politik dalam Pilpres 2019 sesuai dengan hati nuraninya, sebab Muhammadiyah sebagai organisasi kemasyarakatan tentu bersikap netral.
"Kami minta Pilpres berjalan sukses dan tidak terjadi gejolak di masyarakat," katanya.
Pewarta: Mansyur
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018