"Kami berharap agar perawat Indonesia memiliki pengetahuan, keterampilan, dan standar kerja internasional, sehingga dapat bekerja di negara-negara maju dengan standar yang sama dengan perawat di negara tersebut," kata Ketua Umum DPP Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Harif Fadhilah, di sela konferensi, di Jakarta, Minggu.
Konferensi Internasional Perawat Nasional Indonesia yang merupakan yang pertama kalinya diselenggarakan oleh PPNI di Jakarta selama dua hari pada 1-2 Desember 2018 dan dihadiri sebanyak 250 peserta itu juga melibatkan delegasi dari sejumlah negara seperti dari Kanada, Inggris, Australia, Swiss hingga Taiwan.
Delagasi dari Jenewa Swiss adalah perwakilan dari organisasi Keperawatan Internasional yang merupakan bagian organisasi kesehatan Perseritakan Bangsa Bangsa (PBB).
Ada tiga agenda utama yang dibahas dalam Konferensi Internasional tersebut. Harif Fadhillah merinci, pertama, presentasi hasil riset dari para perawat anggota PPNI di seluruh daerah di Indonesia, yang sasarannya untuk memgembangkan kapasitas keilmuan perawat di Indonesia.
"Riset itu seperti pelayanan keperawatan, fasilitas puskesmas di daerah pedalaman, hingga manajemen puskesmas," katanya.
Kedua, PPNI ingin mengubah paradigma bahwa perawat adalah pembantu dokter, karena perawat adalah profesi mandiri dan memiliki bidang tugasnya sendiri dalam pelayanan kesehatan, baik di rumah sakit, puskesmas, maupun saranan pelayanan kesehatan lainnya.
Ketiga, PPNI berupaya membangun dan memperkuat jejaring antarprofesi keperawatan serta membangun keterlibatan multinasional.
Dalam membangun dan memperkuat jejaring internasional ini, kata dia, PPNI menjadi anggota Organisasi Keperawatan Internasional atau International Council Nursing (ICN).
"PPNI siap menjadi pelaksana ICN dalam mengembangkan riset dan keilmuan keparawatan," kata alumni Fakultas Ilmu Keperawatan dari Universitas Indonesia ini.
Ketua DPP PPNI Bidang Sistem Informasi & Komunikasi, Rohman Azzam, menambahkan, beberapa negara maju telah memberikan kesempatan kepada perawat Indonesia untuk bekerja di negaranya, terutama dari Jepang.
"Namun sayangnya, perawat Indonesia mengalami kendala bahasa," katanya.
Menurut Rohman, melalui Konferensi Internasional ini PPNI menyampaikan kepada negara-negara anggota ICN, bahwa PPNI akan mengatasi kendala tersebut.
Baca juga: PPNI soroti kualitas pendidikan perawat
Baca juga: Menkes minta pelayanan pasien semakin prima
Pewarta: Riza Harahap
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018