Yogyakarta, (ANTARA News) - Jurnal Komunikator Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (umy) memberikan pelatihan mengenai cara mengelola dan mengoperasikan Open Journal System (OJS) kepada puluhan pengelola jurnal ilmiah.Tidak sedikit kasus praktik 'misconduct' yang melanggar etika publikasi yang dilakukan oleh pengelola jurnal
"Pelatihan hasil kerja sama Jurnal Komunikator UMY, LP3M UMY, dan Relawan Jurnal Indonesia (RJI) itu diadakan karena selama ini masih sedikit pengelola jurnal ilmiah yang mengetahui cara menggunakan OJS," kata Ketua RJI Andri Putra Kesmawan di Yogyakarta.
Menurut dia, pelatihan itu dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan tentang bagaimana mengelola dan mengoperasikan OJS yang berbasis "online" kepada para pengelola jurnal di seluruh Indonesia.
"Ada 80 pengelola jurnal yang mengikuti pelatihan itu, yang 45 di antaranya berasal dari Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)," katanya.
Dalam proses pelaksanannya, relawan RJI menjelaskan bagaimana sistem kerja OJS dengan lebih memfokuskan kepada pengelola yang berada di bagian "jurnal manager".
"Kegiatan itu diadakan sebagai inisiasi untuk membantu pengelola jurnal di seluruh Indonesia, khususnya di Yogyakarta yang berada di bagian 'jurnal manager', karena tuganya sama beratnya dengan editor dan 'reviewer'," katanya.
Ia mengatakan, tidak sedikit pengelola jurnal yang belum sepenuhnya mengerti aturan dan etika publikasi jurnal ilmiah. Selama ini masih ada praktik "misconduct" berupa pelanggaran etika publikasi, yang sampai saat ini masih sering terjadi.
"Tidak sedikit kasus praktik 'misconduct' yang melanggar etika publikasi yang dilakukan oleh pengelola jurnal," kata Andri.
Menurut dia, hal itu terjadi karena banyak tuntutan dan aturan yang diterapkan membuat segelintir pengelola jurnal menyiasatinya untuk menghindari aturan tersebut, seperti halnya etika publikasi yang ditabrak sana-sini.
"Jadi, pelatihan itu bisa sedikit memberikan gambaran mengenai apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam mempublikasikan jurnal ilmiah mereka. Saya berharap para pengelola jurnal ilmiah lebih berhati-hati dalam menerbitkan naskah," katanya.
Melalui pelatihan itu, RJI juga mengharapkan jurnal-jurnal yang didampingi bisa naik kelas, seperti Jurnal Komunikator dari Ilmu Komunikasi UMY.
Jurnal komunikator berhasil meraih akreditasi SINTA peringkat 4 pada 9 Juli 2018 dari Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti).
"Jurnal yang selama ini didampingi RJI sudah mulai peduli dengan sistem `online` seperti OJS. Saya senang dengan kemajuan jurnal di Indonesia terutama yang didampingi RJI, salah satunya Jurnal Komunikator UMY yang sudah meraih akreditasi SINTA peringkat 4 dari Kemristekdikti," katanya.
Baca juga: Mahasiswa UMY kembangkan detektor longsor
Baca juga: Mahasiswa UMY ciptakan pendeteksi dini banjir lahar
Pewarta: Bambang Sutopo Hadi
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2018