"Ada sekitar 70 pelajar yang diduga mengalami keracunan dan seluruhnya sudah menjalani perawatan. Hingga kini tinggal 14 pelajar yang masih menjalani perawatan, sedangkan sisanya sudah pulang," kata Kepala Puskesmas Bantargadung Yayu Sriwahyuni, di Sukabumi, Senin.
Informasi yang dihimpun, gejala keracunan tersebut berawal saat SD yang berada di Desa Bantargebang, Kecamatan Bantargadung tersebut melaksanakan Progras di sekolahnya dengan diberikan santapan sarapan bubur.
Awalnya, kondisinya baik-baik saja namun beberapa saat setelah menyantap bubur itu tiba-tiba puluhan pelajar mengalami pusing, mual, muntah hingga buang air besar. Kondisi itu langsung membuat panik pihak sekolah dan langsung meralikan murid ke puskesmas terdekat.
Progras tersebut dilaksanakan di lima sekolah di Desa Bantargadung, dan hanya SD Bantargebang saja yang pelajarnya diduga mengalami keracunan.
Pelaksanaan Progras tersebut sudah berjalan 100 hari, namun baru sekarang terjadi seperti ini.
Petugas dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi sudah diturunkan untuk melakukan pendataan dan mencari tahu penyebab terjadi gejala keracunan itu, dengan mengambil sampel makanan yang dikonsumsi oleh pelajar itu.
"Petugas sudah mengambil sampel makanan untuk dilakukan uji laboratorium, dan hasilnya bisa diketahui lima hari ke depan, namun dugaan awal penyebabnya akibat mengkonsumsi pangan," katanya pula.
Hingga kini, petugas dari puskesmas dan Dinkes masih melakukan observasi terhadap belasan pelajar yang diduga mengalami keracunan itu, dan masih ada beberapa pelajar yang datang ke puskesmas karena kondisi kesehatannya menurun.
Baca juga: Puluhan santri di Garut keracunan makanan
Baca juga: 10 siswi SMP Gambut keracunan gas karbon
Pewarta: Aditia Aulia Rohman
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018