"Di Dusun Dringo, meskipun hujan telah mengguyur beberapa kali dalam sebulan terakhir, ternyata sumur-sumur di rumah warga masih belum terisi air, sehingga warga masih harus berburu air bersih untuk keperluan sehari-hari," kata Penanggung Jawab Program Sumur Wakaf ACT DIY Kharis Pradana di Yogyakarta, Senin.
Ia mengatakan, kondisi itu membuat Global Wakaf-ACT DIY berupaya mengatasi permasalahan mendasar tersebut melalui program pembangunan sumur wakaf yang menjadi fokus utama untuk menyelesaikan masalah kekeringan.
Meskipun sudah masuk musim hujan, menurut dia, keberadaan sumur wakaf sebagai sumber air bersih untuk warga sangat penting karena Kabupaten Gunung Kidul merupakan wilayah yang setiap tahun mengalami kekeringan saat musim kemarau.
"Harapannya ketika memasuki musim kemarau tahun depan, warga sudah tidak mengalami kekurangan air bersih lagi," kata Kharis.
Ketua Tim Pengeboran Sumur Wakaf ACT DIY Wahyu mengatakan saat ini sudah ada 16 titik sumur wakaf yang dibangun di DIY, 13 di antaranya dibangun di Kabupaten Gunung Kidul. Untuk sumur wakaf di Dusun Dringo saat ini masih dalam proses pengeboran.
Menurut dia, sumur wakaf yang berada di Dusun Dringo mulai dibor pertama kali sejak Jumat (30/11) dan hingga Minggu (2/12) kedalamannya sudah mencapai 50 meter.
"Rata-rata pengeboran di wilayah Gunung Kidul cukup lama karena tekstur tanah didominasi bebatuan sehingga tanahnya sulit ditembus mata bor," kata Wahyu.
Ketua RT 05 Dusun Dringo Yuniswanto mengatakan meskipun beberapa wilayah di Kabupaten Gunung Kidul saat ini telah memasuki musim hujan, bukan berarti masalah kesulitan mendapatkan air bersih di Dusun Dringo teratasi.
"Faktanya, warga Dusun Dringo masih kesulitan mendapatkan air bersih. Biasanya warga harus berjalan cukup jauh untuk mengambil air di sendang atau membeli air bersih dari truk tangki," katanya.*
Baca juga: Kisah Utsman bin Affan menginspirasi Global Wakaf bangun sumur wakaf
Baca juga: Global Wakaf-ACT Yogyakarta bantu sumur bor di Gunung Kidul
Baca juga: ACT bangun 13 sumur di Gunung Kidul
Pewarta: Bambang Sutopo Hadi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018