Kepala Seksi Pemakaman Suku Dinas Kehutanan Jakarta Utara Syafdarifal memperkirakan Tempat Pemakaman Umum (TPU) itu itu banjir akibat lebih rendah dari permukaan laut.
"Mungkin posisinya di bawah permukaan air laut. Jadi memang kondisi tanah itu di bawah saluran air," ujar Syafdarifal di Jakarta, Selasa.
Belum lama ini, pihaknya menemukan adanya saluran air yang masuk ke wilayah TPU Semper, namun masih belum mengetahui asal sumber peningakatan volume banjir di wilayah pemakanan.
Sementara ini, anggota Suku Dinas Kehutanan Jakarta Utara masih mencari tahu asal sumber air yang menggenangi lahan pemakaman.
Di sisi lain, Syafdarifal menduga adanya air dari luar membuat air yang menggenangi sulit untuk ditampung oleh saluran air yang ada di Jakarta Utara.
"Kalau untuk tampungan dia sendiri kan harusnya cepat menyerap air. Jika tidak ada air dari luar kan nggak secepat itu (terjadi) genangannya, apalagi ini hujannya terus menerus," ujar dia.
Total makam di TPU tersebutsebanyak 90 ribu. Dari jumlah itu, seperempatnya terdampak banjir.
Berdasarkan pantauan, makam di unit Islam merupakan kawasan paling parah terdampak banjir.
Terutama di Blok A II Blad 41-49 dan Blok AA II Blad 50-58, hanya nampak ujung nisannya saja. Ketinggian air pun bervariasi di setiap lokasi, sekitar 50 centimeter.
Baca juga: Kata camat: Kebon Jeruk tidak banjir
Baca juga: "Jetting" untuk membersihkan kali di Jakarta Pusat
Baca juga: Jakarta Barat bekerja keras kurangi lokasi langganan banjir
Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2018